This is default featured slide 1 title

Majalah Bersuara LAPMI Cabang Semarang

This is default featured slide 2 title

Foto Majalah Bersuara LAPMI Cabang Semarang

This is default featured slide 3 title

Majalah Bersuara LAPMI Cabang Semarang

This is default featured slide 4 title

Majalah Bersuara LAPMI Cabang Semarang

This is default featured slide 5 title

Majalah Bersuara LAPMI Cabang Semarang

Sabtu, 28 Desember 2013

TRAINING INTEGRITAS JURNALIS PENGGAGAS PERUBAHAN



TRAINING INTEGRITAS JURNALIS PENGGAGAS PERUBAHAN
           
          
KELOMPOK 1
 
SEMARANG. Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI) HMI Cabang Semarang bekerja sama dengan HMI Cabang Semarang mengadakan Training Jurnalistik pada tanggal 27-29 Desember 2013  dengan tema “ Pengembangan Skill Jurnalistik Upaya Membentuk Integritas Jurnalis”. Pelatihan yang bertempat di Ungaran, Semarang ini diikuti oleh 17 peserta yang berasal dari berbagai Universiatas se-Kota Semarang.
            LAPMI merupakan salah satu lembaga kekaryaan yang berada dibawah naungan Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Semarang, sebagai wadah untuk menampung potensi budaya menulis yang dimiliki oleh tiap kader. “Kegiatan ini bertujuan  untuk mengembangkan skill jurnalistik mahasiswa” , ujar Noor Rochman selaku Direktur LAPMI HMI Cabang Semarang
Kegiatan ini dibuka oleh Akhina Nur Khasan selaku ketua HMI Cabang Semarang pukul 20.00 WIB.  Beliau menegaskan untuk menjadi seorang jurnalistik dibutuhkan komitmen yang kuat. “jangan menjadi jurnalis bodrek !” alias jurnalis yang tak mempunyai integritas,  merupakan jargon yang sering di lontarkan untuk membangkitkan rasa semangat para peserta Training.  .
Peserta Training, nampak antusias mengikuti acara ini yang dilihat dari banyaknya pertanyaan, opini dan kritisan dari materi yang disampaikan oleh pemateri. Lukman Wibowo selaku pemateri menyatakan untuk menjadi seorang penulis, salah satunya harus memiliki imajinasi yang tinggi dan liar, hal tersebut dapat dilihat  pada penyampaian materi peserta training diminta untuk menggambarkan sosok Adam dan Hawa, dari beberapa gambar tersebut  pemateri mengetahui tingkat imajinasi yang ada pada setiap peserta yang rata-rata masih terkonsep dan belum berfikir secara liar.
Ulil Albab selaku ketua panita memberikan apresiasinya kepada seluruh panitia atas kerjasamanya yang sangat maksimal. Meskipun hanya beberapa orang saja yang membantu terlaksanyanya acara tersebut, namun pada akhirnya semua berjalan dengan lancar tanpa suatu halangan apapun.
Dengan adanya pelatihan jurnalistik ini, harapan saya mudah-mudahan dapat memberikan manfaat dan mengembangkan potemsi jurnalis dalam diri saya, ujar Welas selaku peserta Training Jurnalistik.
Semoga saja, harapan semua peserta dapat terealisasikan dengan baik sesuai dengan apa yang diinginkan.

Reporter : Mas'ud, Masrokan, Anggi Soesilo, Septi D.S, dan Nurul Umi M

Menciptakan Integritas dan Skill Jurnalistik




Ungaran – Jum’at-ahad, 27-29 Desember 2013, bertempat di yayasan Yatim piatu salimna ungaran, Lembaga Pers Mahasiswa Islam HMI MPO Cabang Semarang menyelenggarakan Training Jurnalistik dengan mengusung tema “Pengembangan Skill Jurnalistik upaya Membentuk Integritas Jurnalis” bertujuan untuk mengembangkan potensi kader HMI dalam hal tulis menulis dan pemberitaan , Ungaran berlangsung lancar. Acara ini diikuti oleh 20 mahasiswa dari lima kampus se-Semarang, yakni IAIN Walisongo, IKIP Veteran, IKIP PGRI,STIE BPD Jateng, Akbid widya husada, Sabtu.
“Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI) merupakan sebuah lembaga pers mahasiswa yang dimiliki oleh Himpunan Mahasiswa Islam cabang semarang yang eksistensi perannya sebagai sarana pengembangan potensi atau bakat kader HMI agar mampu dan mau menjadi penulis atau jurnalis penerus LAPMI selanjutnya.”, demikian penuturan Noor Rochman, Direktur LAPMI HMI Cabang Semarang. Melalui kegiatan training ini diharapkan mahasiswa mampu kritis dalam menganalisis setiap kejadian dan peristiwa yang berkembang di masyarakat.
“Diharapkan peserta memiliki seni publikasi dalam berkomunikasi sehingga dapat menulis dan menyajikan berita berdasarkan validitas dan objektifitas data dan fakta  yang berorientasi kepada kemaslahatan masyarakat serta dilandasi independensi”
Disamping itu kegiatan training ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa LAPMI  HMI MPO Cabang Semarang mengalami krisis keanggotaan, sehingga diharapkan dengan adanya training ini keanggotaan lapmi akan semakin produktif baik secara kuantitas maupun kualitas.  




Reporter: Dukan, Irna, Welas, Adi

TRAINING JURNALIS BERINTEGRITAS



Training jurnalistik tingkat dasar yang diadakan oleh LAPMI HMI Cabang Semarang,  yang tepatnya diselenggarakan di Yayasan Salimna Ungaran telah resmi dibuka oleh Ketua Umum HMI Cabang Semarang Nur Hasan pada kamis 27 desember 2013 pukul 19.00 dengan  tema “Pengembangan Skill jurnalistik upaya membentuk integritas jurnalis”  dengan maksud untuk membentuk jurnalis yang pro dengan kepentingan publik yang dijabarkan oleh Direktur LAPMI Nur Rohman. Acara tersebut dihadiri oleh 25 orang delegasi tamu undangan dan 16 peserta yang terdiri dari berbagai komisariat dan pengurus cabang diantaranya STIE BPD Jateng, IKIP Veteran, Syariah IAIN Walisongo, FPBS, FIP.
Adapun pembahasan dalam Training Jurnalistik itu, meliputi Pengantar Jurnalistik dan ke-LAPMI-an yang diisi oleh Kanda Lukman Wibowo yang merupakan penulis buku DOKEIN, dan pernah menjadi wartawan Tempo, ia menyatakan “seorang jurnalis harus mempunyai daya imajinasi liar dan keluar dari pakem-pakem yang telah ada”; Teknik Reportase disampaikan oleh salah satu anggota AJI Semarang kanda Rafi Udin; Penulisan Berita, Analisis Kritis, oleh Bhima Yudistira (KORNAS LAPMI); Opini, oleh kanda Ahmad Sahide (editor);  dilanjutkan Kunjungan ke media (News Room Jawa Pos); dan Hunting News; Pemaparan Hasil Hunting sebagai tindak lanjut dari materi yang sudah dipaparkan.
Training ini terselenggara dengan dipanitiai oleh; ulil albab (pembantu umum), Nafisah (sekretaris) dan Indah Pertiwi (seksi konsumsi), serta pengurus LAPMI. Acara ini didukung oleh HMI Cabang Semarang; LAPMI Cabang Semarang, Official Media; majalah bersuara; media transformasi intelektual, HMI News.com


team riset; Rinwantin, Anis Sholihah, Ulil Albab, Ibnu Himawan,  

Minggu, 15 Desember 2013

LAPMICS AKAN SELENGGARAKAN TRAINING JURNALISTIK TINGKAT I



Ikutilah Training Jurnalistik Tingkat I yang akan diselenggarakan Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI) HMI Cabang Semarang. Training diagendakan berlangsung tanggal 27-29  Desember 2013 di Graha Pena (Jawa Pos), Banyumanik Semarang. Training ditujukan khususnya untuk anggota LAPMI Cabang Semarang maupun Kader HMI pada umumnya dengan batasan maksimal peserta 40 orang. Dimaksudkan untuk memberikan keterampilan jurnalistik bagi pemula dengan materi: Pengantar Jurnalistik dan Ke-LAPMI-an, Teknik Reportase dan Penulisan Berita, Analisis Kritis, News Room (Kunjungan ke Media), dan Opini, dengan pemateri yang kompeten di bidang jurnalistik.
Mengusung tema, “Pengembangan Skill Jurnalistik upaya Membentuk Integritas Jurnalis”. Hal ini dilatarbelakangi saat ini pada jurnalis-jurnalis adalah lemahnya skill yang berpengaruh pada integritas yang disebabkan oleh faktor persaingan antar media sehingga banyak munculnya jurnalis-jurnalis muda yang belum tentu memahami ataupun memiliki skill jurnalistik. Hal tersebut berpengaruh pada berita atau laporang yang ditulis. Sebagai contoh sederhana, seorang jurnalis dituntut untuk memiliki skill reporting and writing original story. Ketidakpahaman mengenai hal tersebut akan berpengaruh pada lemahnya integritas dari seorang jurnalis sehingga membelokkan fakta dari sumber berita serta tidak bersifat publish karena suatu kepentingan.

Jurnalis harus konsisten dan mentaati kode etik jurnalistik dalam menjalankan tugasnya dengan baik (berkompetensi) dan amanah (berintegritas). Iman, ilmu, dan amal merupakan etos untuk meningkatkan integritas sekaligus kepekaan hati nurani. Keterpaduan ketiganya membuat seorang jurnalis tidak tergoyahkan oleh berbagai kepentingan partisan, pengaruh, tekanaan, dan godaan. Oleh karena itu, melalui Training Jurnalistik ini diharapkan dapat menempa kader-kader menjadi insan pers (jurnalis) yang berintegritas dalam bertugas.
Pendaftaran dan keterangan lebih lanjut bisa hubungi Ketua Pelaksana di nomor 089630014635 (Ulil Albab) atau 085640281855 (Noor Rochman).

Download TOR Training Jurnalistik Tingkat I 2013 
Download Kisi-kisi Training Jurnalistik Tingkat I 2013

Selasa, 10 Desember 2013

ANIS BASWEDAN AJAK PEMUDA TURUN TANGAN DI SEMINAR KEPEMUDAAN HMI CABANG SEMARANG


Edy Darmoyo (Kiri), Muhammad Nur (Tengah), dan Anies Baswedan (kanan) di Seminar Kepemudaan

HMI Cabang Semarang mengadakan Seminar Kepemudaan dengan tema “Saatnya Pemuda Memimpin Indonesia, Membangun Idealisme dalam Menyongsong Masa Depan Bangsa” pada Minggu (3/11/2013) bertempat di Hotel Grasia Semarang. Seminar Kepemudaan kali ini diikuti oleh 300 peserta yang terdiri dari mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Semarang dan umum.

Pembicara dalam seminar kali ini adalah 1) Anies baswedan, Ph.D (Rektor Universitas Paramadina & Penggagas Indonesia Mengajar), 2) Dr. Muhammad Nur, DEA (Fisikawan dan Dekan Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro), dengan Keynote Speaker dari Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah), dan dimoderatori oleh Edy Darmoyo (Trainer & Motivator, Mantan Ketua HMI Cabang Semarang).

Pembukaan seminar dimulai pukul 09.00, diawali dengan penampilan seni gamelan karawitan dari mahasiswa IKIP Veteran Semarang dan pertunjukan tari saman dari mahasiswa UNDIP Semarang, serta pembacaan monolog puisi menolak korupsi oleh Lukni Maulana (Direktur Sciena Madani).

Dalam laporan ketua panitia seminar, Ibnu Himawan (Kader dan Ketua HMI Komisariat Syariah IAIN Walisongo) mengatakan “Sayidina Ali masuk Islam saat muda, Soekarno juga menginginkan sepuluh pemuda utuk memimpin dunia, Syekh Yahya, ketika muda bertekat kuat maka bisa memipin dunia. Kemudian dari pendapat-pendapat tersebut diturunkan dalam Tema seminar kali ini, untuk membangun Idealisme Pemuda”, kata Ibnu.

Selanjutnya, dalam sambutan-sambutan, Ketua Umum HMI Cabang Semarang, Nur Khasan, mengucapkan “Selamat datang dan terimakasih kepada narasumber, dan pihak Gubernur, Komunitas Kaki, Komunitas Turun Tangan”. Nur Khasan, menyampaikan keprihatinannya dengan kondisi pemuda saat ini, yang cenderung mengadopsi budaya barat seperti boyband.

Sambutan ditutup dengan Keynote Speaker dari Ganjar Pranowo sekaligus membuka acara, diwakili oleh staff gubernur Jawa Tengah. Dalam catatan Ganjar Pranowo khusus untuk membuka Seminar Kepemudaan yang dibacakan, Ia menyampaikan “Tema seminar kali ini pas, karena momennya adalah Sumpah Pemuda.  Idealisme yang harusnya menjadi semangat pemuda saat ini pudar, cenderung egosentris, dan studi oriented yang rela memperjualbelikan  idealisme demi kepentingan praktis dan ekonomis. Kondisi ini berbeda dengan semangat idealisme pemuda pada era perjuangan kemerdekaan bangsa. Semangat idealisme harus mencul pada pemuda saat ini, seperti HMI yang selalu menjunjung tinggi idealismenya, dan sejarah telah mencatat para alumni HMI yang menjadi pemimpin dengan tetap memperjuangkan idealismenya”, paparnya.

Pada sesi seminar, pembicara yang pertama, Dr. Muhammad Nur, DEA, menyampaikan “Pemuda, itu harapan pemimpin di masa depan, yang harus mampu membawa bangsa Indonesia menghadapi pasar bebas ASEAN dan Asia Pasifik kedepan serta persaingan bangs-bangsa dalam era Global. Pemimpin tersebut adalah seorang pribadi utuh dan penganut paham kepemimpinan kuantum
(Quantum Leadership). Dalam sejarah fisika muncul teori fisika kuantum seperti munculnya teknologi HP, karena metode kuantum yang menemukan untuk berkomunikasi dengan cara lain. Dalam pandangan Kuantum, segala susuatu  awalnya tidak mungkin  terjadi, jika diperoleh suatu kondisi saling mendukung, yang tidak mungkin menjadi mungkin,” paparnya.

Menurut Muhammad Nur, Quantum leadership adalah kepemimpin yang menginginkan terobosan dan secara efektif memenuhi kebutuhan organisasinya. Pengembangn diri seseorang yang menganut quatum leader adalah self prerparation, belajar dari pemipim lain, secara konstisten mengatur waktu untuk mencapai tujuan, menigkatkan komitmen, secara efektif menganalisis sebuah perubahan, Man Shobaru Zhafira,  anak-anaka muda yang sukses adalah anak muda yang sabar dan melakukan sesuatu yang benar dengan taat asas, menafkahkan sebagian rezeki, orang yang beristighfar sebelum shubuh, insyallah diri kita mampu.

Senada dengan pembicara sebelumnya, pembicara kedua Anies baswedan, Ph.D mengajak pemuda berganti perspetif dari perspektif orang tua yang menganggap pemuda sekarang bermasalah menjadi percaya pemuda sekarang mampu menjadi pemimpin dunia. Menurut Anies, seorang disebut pemimpin jika ia memiliki pengikut contoh sederhananya seperti ketika menjadi imam sholat. Seorang diikuti karena dipercaya.  Anies, merumuskan trust (kepercayaan)= kompetensi+integrity (integritas) +intensity (kedekatan)-self interest (kepentingan individu). Tiga hal pertama akan menambah kepercayaan tetapi ketika kepentingan individu ditambahkan maka kepercayaan akan turun.

Pemuda Harus Turun Tangan
Anies menyampaikan tahun depan bangsa Indonesia akan menghadapi pemilu 2014, saat ini memang ada pemuda yang bermasaah, tetapi masih ada pemuda yang lain yang lebih baik. Namun, pemuda yang lain tidak ikut turun tangan  hanya ikut angan. Pemuda tahun depan harus ikut turun tangan, dan jangan diam, dan apabila tidak ikut turun tangan maka jangan berkomentar dalam twitter. Sekarang orang baik yang ingin maju  tidak punya teman, karena orang yang lain yang baik memilih diam saja. Jika hanya pemuda hanya menonton dan berdiskusi jangan harap perubahan dalam politik sebuah bangsa. Anies menantang untuk pemuda, untuk ikut turun tangan. Untuk menjadi pemimpin, pemuda Indonesia harus ikut memilih turun tangan dan berjuang.

Sebagai penutup, Moderator Edy Darmoyo menegaskan “kita telah mendapat sebuah nutrisi semangat untuk menerima tantangan, seperti dalam  kondisi sejarah yang dihadapakan permasalahan, maka pilihannya adalah dua, diam atau turun tangan?”, serentak peserta menjawab “ikut turun tangan”.  Moderator menegaskan untuk turun tangan maka pemuda harus merapatkan barisan, dan jangan diam.

Acara seminar ditutup pada pukul 12.30. Penutupan diisi dengan penyerahan kenang-kenangan kepada narasumber, dan para peserta langsung menyerbu Anis untuk ikut foto bersama. (NR)


Anies Baswedan (kanan), Ketua Panitia Seminar (Kiri) dan Peserta Seminar Kepemudaan HMI Cabang Semarang
sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com