Sabtu
(16 Januari 2016), HMI Cabang Semarang mengadakan pembukaan agenda Intermediate
Training (LK II). Latihan Kader (LK) II merupakan latihan kader tingkat lanjut
yang merupakan media aktualisasi dan pengembangan potensi secara mandiri dengan
berpedoman pada nilai dasar keislaman untuk menumbuhkan kemampuan analisis
dalam merespon persoalan dengan sikap yang tegas.
Malam
pembukaan tersebut dihadiri oleh para peserta LK II yang merupakan delegasi
dari beberapa cabang HMI MPO yang ada di sekitar Semarang. Karena ada beberapa
hal, sehingga tidak bisa semua cabang mendelegasikan anggautanya. Adapun
cabang- cabang tersebut yakni cabang Purworejo mendelegasikan 5 orang, cabang Wonosobo
mendelegasikan 1 orang serta cabang Semarang mendelegasikan 8 orang. Selain itu
juga dihadiri oleh beberapa anggauta cabang yang diundang dan juga Badko
Jabagtengtim.
Dalam sesi sambutannya, kanda Bambang
mengutarakan latar belakang mengapa LK II ke- 22 ini mengangkat tema “Menggagas
Pendidikan Berparadigma Profetik Sebagai Perlawanan Terhadap Kapitalisme
Pendidikan.” Tema tersebut muncul sebagai implikasi dari keresahan HMI MPO
Semarang atas kondisi dunia pendidikan yang ada di negara Indonesia ini. Dimana
fenomena- fenomena yang muncul saat ini, paradigma dunia pendidikan kita sudah
bergeser menjauh dari ruh pendidikan yang diajarkan oleh Rasulullah, sebagai
ekses dari faham kapitalisme. Sehingga melalui kegiatan LK II dengan tema
tersebut mampu menelurkan sebuah pemikiran bagaimana system pendidikan yang
ideal untuk bangsa ini dengan pendekatan pada pendidikan profetik.
Pada
kesempatan malam tersebut acara LK II dibuka oleh Ketua Badko Jabagtengtim,
kanda Firdaus. Serangkaian kegiatan LK II ini akan berlangsung selama 7 hari,
yakni dari tanggal 16- 23 Januari 2016.
Para peserta dan tamu undangan dengan hidmat mengikuti pembukaan LK II |
Sambutan Ketua HMI Cabang Semarang, yang diwakili oleh Kanda Bambang Wahyu Nugroho |
Penyerahan berkas LK II Kepada Ketua Cabang |
Sambutan Ketua Badko Jabagtengtim sekaligus membuka acara |
1 komentar:
Salam wa rahmah
Dialog pria muslim
Jawapan:
"Pembaharuan vs. Penghapusan Sunnah Rasulullah SAW"?
1. Bukan semestinya setiap 100 tahun ada seorang mujaddid.
2. Dan pengertian "mujaddid" bukanlah dalam konteks menghapuskan sebahagian Sunnah Rasulullah SAW.
3. Sehingga melakukan sebahagian Sunnah Rasulullah SAW dikira bidaah pula?
4. Menziarah kubur Nabi SAW dikira bidaah oleh Wahabi. Sedangkan ia adalah tidak. Fatimah Zahra' telah menziarahi kubur bapanya.
5. Tidakkah para sahabat menziarahi kubur Nabi SAW, Abu Ayyub al-Ansari meratap dan bertawassul di kubur Nabi SAW?
6. Hadis mengenai tajdid adalah hadis yg lemah (dha'if).
7. Ia tidak ada dalam Sahih al-Bukhari dan Muslim.
8. Kenapa mereka tidak menyebut Imam Ali, Imam Hasan, Imam Husain sebagai "mujaddidun" selepas Rasulullah saw?
9. Ini disebabkan "mereka" bukan"mujaddidun" (mufrad mujaddid).
10. Mereka adalah muslihuun.
11. Justeru, mana-mana pembaharuan dalam Islam tidak boleh menyalahi al-Qur'an dan Hadis.
12. Menurut Khalifah Ali AS bahawa Khalifah-khalifah sebelumnya, mereka telah mengubah Sunnah Rasulullah dengan sengaja.
13. Justeru, ia bukan pembaharuan namanya, malah ia adalah penghapusan Sunnah Rasulullah SAW itu sendiri.
14. Khalifah Ali AS telah berkata: Khalifah-khalifah sebelumku telah mengubah Sunnah Rasulullah SAW dengan sengaja, sila rujuk:
https://drive.google.com/file/d/0B6ut4qmVOTGWY0dEVk9UekR1c0E/view?usp=drivesdk
https://drive.google.com/file/d/0B6ut4qmVOTGWejJIMF9JMXE5blE/view?usp=drivesdk
https://drive.google.com/file/d/0B6ut4qmVOTGWdXZubUJzRHllXzQ/view?usp=drivesdk
https://drive.google.com/file/d/0B6ut4qmVOTGWNkFHUnRNYld6N1k/view?usp=drivesdk
https://drive.google.com/file/d/1VekxM-_yYqUhFQnSRynylmHKBg65OSnx/view?usp=drivesdk
almawaddah.info
Posting Komentar