Tempat : Gedung DPW PKB Jawa Tengah. Karanganyar Mangkang Semarang
Cp : Thohir :081326007674
Ninik : 085290095480
Tempat : Gedung DPW PKB Jawa Tengah. Karanganyar Mangkang Semarang
Cp : Udin :085226212625
Lukni :085641282957
(Lembaga Pers Mahasiswa Islam) Cabang semarang
Majalah Bersuara LAPMI Cabang Semarang
Foto Majalah Bersuara LAPMI Cabang Semarang
Majalah Bersuara LAPMI Cabang Semarang
Majalah Bersuara LAPMI Cabang Semarang
Majalah Bersuara LAPMI Cabang Semarang
Tuhan Allah menciptakan manusia di bumi ini adalah untuk menjadi “khalifah”, menjadi “pemimpin” alam dunia. Tujuan-Nya pastilah agar manusia ini menjalani kehidupannya dengan bahagia, sehingga bisa menikmati kehidupan; dan bukan untuk menjadi gelisah dalam keraguan serta kekalutan hidup.
Sekarang ini kita berada di era Modern, era Globalisasi kata orang. Kecenderungan yang terjadi saat ini adalah orang berusaha terlalu keras, sangat memacu dirinya mati-matian demi untuk mengejar dan meraih tujuannya. Orang sudah terlalu kejam bersikap, bahkan terhadap dirinya sendiri.
Setiap hari kita bisa melihat banyak sekali orang yang selalu terburu-buru, sangat gelisah bahkan kalut dalam setiap langkahnya. Kadang kita juga sering melihat orang yang kelihatannya begitu santai secara fisik, tetapi kalau diamati lebih dalam, terlihat dari sorot mata dan pancaran aura dirinya yang mengatakan bahwa sebenarnya mereka juga gelisah seperti yang lainnya. Mereka ini hanya pandai berpura-pura menutupi kegelisahan dan kekalutannya saja.
Jutaan orang pada masa ini menderita “ketegangan syaraf” kelewat batas. Sepertinya saat ini penyakit ketegangan dan kegelisahan sudah begitu mewabah di dunia. Penyebarannya begitu cepat, mengalahkan penyakit influenza. Sekarang pun sudah menjadi hal langka sekali; orang yang bisa tenang, santai dalam pengertian sesungguhnya, bukan tenang yang pura-pura. Sebagaimana yang ditulis Catullus, seorang penyair Romawi, ribuan tahun lalu: “Ah, apa yang lebih nikmat daripada mengesampingkan kekhawatiran, ketika pikiran meletakkan bebannya. Dan setelah melakukan perjalanan jauh, kita pulang ke rumah lagi, dan beristirahat di sofa seperti yang kita dambakan”.
Pada zaman sekarang ini, sungguh sangat sedikit orang yang bisa beristirahat, sebagaimana ungkapan Catullus tersebut. Istirahat yang benar-benar istirahat, rileks, santai yang sesungguhnya, tidak mengalami “ketegangan mental”…memang tidak mudah untuk bisa menjalaninya. Akan tetapi, ada satu saran kunci agar Anda bisa memperoleh ketenangan hidup ini, yaitu: SELALU BERSIKAP IKHLAS dalam setiap apa pun yang Anda lakukan.
Salam Luar Biasa Prima!
Hijrah di Tahun Baru
Telah berlalu tahun 1429 H dan selamat datang tahun baru 1430 H. Tahun baru Islam 1430 H ini lebih awal dari tahun baru masehi. Namun, sadarkah kita akan hal ini. Mungkin penyambutan tahun baru islam tidak semeriah dan gegap gempita seperti tahun baru masehi. Karena dalam Islam sendiri pun tidak mengajarkan sesuatu yang berlebih-lebihan. Akan tetapi, apa yang bisa kita maknai dari pergantian tahun? Mungkin saja sebagian dari umat Islam tidak begitu “ngeh” (baca: peduli) dengan pergantian tahun baru umatnya (hijriyah). Beberapa agenda besar telah dipersiapkan dan beberapa pesta kembang api pun telah siap dilaksanakan dalam penyambutan tahun baru masehi. Astagfurillahaladzim. Penyambutan sesuatu secara berlebihan tidaklah membawa madharat kemungkinan mudhorotnya juga semakin besar.
Di sebagian besar
Apa yang kita lakukan? Ingatkah kita atas keAgunganNya? Sadarkah kita atas kesengsaraan dan ketidakadilan yang menimpa saudara-saudara lainnya (muslim)? Di luar
Tahun baru mari kita maknai sebagai hijrah. Sebagaimana kita runut tentang penanggalan Islam (Hijriyah).
Sebagai umat Islam, sepatutnya kita menyambut pergantian tahun yang ditentukan Allah SWT sebagai tahun yang dipakai dalam penentuan waktu dalam menjalankan syariat Islam. Cara memperingati tahun baru seperti halnya yang di sabdakan Rasulullah SAW : “Barangsiapa yang berpuasa sehari di akhir bulan Dzulhijjah, dan puasa sehari pada bulan Muharram, maka ia sungguh-sungguh telah menutup tahun yang lalu dengan puasa dan membuka tahun yang akan datang dengan puasa”. Dan Allah SWT menjadikannya kaffarat / tertutup dosanya selama 50 tahun.
Pada awal tahun hijriyah itulah, diawali dengan hijrahya Nabi Muhammad SAW beserta para sabiqulan awwalun dari
Kita bisa meneruskan teladan dari Rasulullah yaitu senantiasa membangun peradaban baru di masa yang akan datang. Kita dapat belajar dari beliau yang membangun peradaban dari tataran individual menuju tataran social yang lebih baik. Pada tataran individual, beliau menegakkan hakidah nafsiah ke dalam diri setiap insan. Hal ini dapat dimaknai bahwa segala sesuatu yang kita rencanakan untuk berubah justru dimulai dari melakukan perubahan terhadap diri sendiri . Perubahan yang kemudian meluas membangun sebuah komitmen bersama dalam mewujudkan masyarakat yang madani.
Muhammad SAW tidak hanya sukses membangun peradaban baru Islam, tetapi juga mampu mengkombinasikan unsur sekuler dan agama dalam racikan peradaban Madina. Tentunya semangat hijrah, bisa menjadikan semangat umat islam untuk memulai sejarahnya pada detik ini dan masa selanjutnya. Sehingga makna hijriyah harus bisa terinternalisasi dalam diri kita dan diolah menjadi sikap yang luhur dan dinamis dalam menata masa depan yang lebih baik. Sekiranya Bangsa