Korps Pengader HMI Cab. Semarang adakan Sindikasi materi
Wawasan Sosial, pembicara kanda Lukman Hakim Hasan (Dosen UNS, Mantan Ketua PB
HMI (MPO) tahun 1997) di rumah Kanda Sapto Widodo (Semarang, 9/2/14). Berikut ini ulasan materi Sindikasi Wawasan Sosial
oleh Kanda Lukman Hakim Hasan.
Islam adalah agama lintas bangsa, islam lebih dulu dari pada
negara bangsa dia muncul pada masa awal, dan mengembangkan sebuah paham yang
kita kenal dengan paham islam. Islam menyediakan lebih banyak instrumen dari
pada negara bangsa. Selama kira-kira dari abad ke 8 masehi sampai 600-700 tahun
islam sudah bisa membangun sebuah kode konstitusi, negara islam sudah mampu
membuat undang-undang, membuat struktur
tata negara meskipun memang harus diakui bahwa interaksi sejarah islam kemudian
membuat islam sangat akomodatif, dengan paham-paham yang sudah ada sebelumnya
yakni paham monarki. Jadi kalau kita lihat dan refleksikan sejarah islam pada
awalnya islam lahir dalam sebuah masyarakat yang bukan monarki. Ini adalah
pesan awal dari lahirnya islam.
Islam di Timur Tengah dan Arab Saudi pada masa itu, tidak
ada yang namanya monarki yang ada adalah kabilah-kabilah yang dia mengandalkan
kekuatan ekonomi dan politik keluarga. Kabilah adalah kelompok-kelompok
keluarga bukan monarki, maka tidak ada kerajaan di sana. Jadi, di Arab Saudi ketika
itu tidak ada yang namanya kerajaan, yang ada adalah kekuatan ekonomi yang berhimpit
dengan politik, contohnya adalah keluarga Bani Hasyim yang merupakan keluarga
nabi Muhammad dikenal sebagai keluarga yang sejak dulu dekat dengan agama. Di
dalam tradisi islam, keluarga nabi muhammad dikenal sebagai keluarga santri
karena turun-temurun menjaga ka’bah. Sementara, keluarga yang lain yakni
keluarga Siti Khodijah adalah keluarga ekonomi, juga keluarga Abu Sufyan dikenal
dengan keluarga ekonomi. Keluarga-keluarga itu tidak membentuk sebuah sistem
monarki, nanti monarki muncul ketika islam mulai merambah ke Persia, Romawi dan
kenegara lain sehingga menyerap sistem monarki.
Maka, kalau kita melihat sejarah awal peradaban islam
substansinya adalah musyawarah, seperti pemilihan khalifah setelah rasulullah
meninggal dunia naiknya Abu Bakar As Shidiq adalah dengan musyawarah. Paling
tidak disitulah orang-orang syiah mengklaim peristiwa bani saqifah yang menjadi
titik tolak pertama munculnya konflik antara Ansor dan Muhajirin yang membuat
orang-orang syiah kemudian tersingkir karena sebagian besar umat islam ketika
itu justru cenderung membicarakan mengenai siapa pengganti rasulullah dan tidak
mencoba untuk merawat rasulullah ketika
setelah sampai kemudian dimakamkan. Jadi, yang memakamkan rasulullah adalah ahlul
baits, yakni Ali dan Fatimah. Sehingga Ali tidak sempat ikut berdebatan di
balik bani saqifah ketika kaum Ansor dan Muhajirin berebut kekuasaan, sehingga
munculah Abu Bakar. Dan ada juga orang-orang yang datang disitu harus berbaiat
dengan Abu Bakar termasuk orang-orang yang non arab yakni salman al farizi, abu
dadh al ghifari, di klaim oleh orang syiah mereka adalah pengikut-pengikut
syiah. Kemudian, malam harinya setelah rasulullah dimakamkan, orang-orang ini
ditanya oleh Fatimah, kenapa anda mau baiat? Mereka menjawab karena tidak enak.
Ini adalah simbol musyawarah ketika itu.
Jadi, naiknya Abu Bakar adalah musyawarah sedangkan Umar Bin
Khattab itu ada formatur, begitu pula naiknya Usman ada formatur. Tetapi untuk
naiknya Ali sudah ada tarik menarik antara kelompok-kelompok Usmani dan
kelompok ahli baits yang akhirnya dimenangkan oleh Ali itu pun juga kemudian
musyawarahnya di masjid. Hal ini mencontohkan sebenarnya islam sejak masa
rasulullah sampai empat khalifah ini adalah sistem musyawarah, tetapi kemudian
setelah islam meluaskan wilayahnya kemana-mana, islam mungkin dengan sangat
terpaksa ataupun tidak terpaksa harus berbenturan dengan sebuah paham yang kemudian
lebih besar yang namannya monarki. Misalnya seperti Muawiyah yang bertempat di
beberapa daerah seperti Syriah, Syam, dia akhirnya mengadopsi sistem ini yang
cenderung lebih mudah sehingga berlaku sampai masa Bani Ummayah 100 tahun dan Bani
Abassiyah 400 tahun. Jadi, sebenarnya basis islam adalah musyawarah seperti
yang dicontohkan pada masa khulafaurrasyidin dari Abu Bakar sampai Ali sekitar
seperempat abad atau 25 tahun. Mungkin saja, demokrasi yang dikatakan oleh
barat sudah ada sejak masa khulafaurrasyidin.
Jadi, sumbangan islam terhadap dunia sampai saat ini adalah
musyawarah dengan segala macam modelnya yang kemudian orang mengklaim namanya
demokrasi.
Tetapi kemudian dalam perjalanan sejarah, islam kalah dengan
paham-paham yang sudah besar yang namanya monarki sehingga Ummayah dengan Muawiyah,
Abu Sufyan berkuasa 100 tahun, dan kemudian Abbasiyah dari kata abdul abbas
yang merupakan pamannya rasulullah, Abbas Assafah karena mengkudeta Bani
Ummayah dengan perang yang sangat getir, pembunuhan semua orang Ummayah, inilah
yang merupakan kemunduran islam khususnya dalam sistem birokrasi. Sehingga hal
ini sampai sekarang masih terwariskan di jazirah arab yang dikenal dengan Arab
Spring sekarang ini yang korbannya berjatuhan dimana-mana warisan monarki.
Jadi, arab yang menjatuhkan korban berjatuhan sekarang ini adalah perpaduan dua
hal yakni monarki dan sosialis. Ini buktinya kalau islam kalah, karena tidak
kembali pada ajaran islam seperti yang dilakukan oleh tokoh-tokoh islam seperti
Sadam Husain, Husni Mubarak ini mencoba memadukan sosialisme dengan islam ala
Sadam Husain. Oleh karena itu muncul keinginan kita ada sebuah sistem yang akan
kita bawa dan itu orisinil.
Islam diturunkan di Mekkah karena sistemnya kompatibel
dengan islam ketika itu tidak ada sistem monarki. Jika kita banding era Muhammad
dan Musa menunjukkan perbedaan yakni era Muhammad lebih kompetibel dengan era ekonomi
seperti sekarang ini, era bebas atau era munculnya WTO, sedangkan era Musa berhadapan
dengan fir’aun, seperti masa rezim Soeharto di Indonesia karena ada satu sosok
yang memang dimusuhi. Dalam sejarah peradaban islam, yang dihadapi nabi-nabi
itu berbeda-beda, seperti nabi Musa, nabi Ibrahim yang dihadapi adalah
otoritarian yang jelas nampak, bukan kekuatan ekonomi dibuat oleh politik seperti
sekarang. Kalau sekarang kita memaki-maki presiden biasa dan tidak ditangkap,
tetapi kalau dulu eranya Soeharto bisa digantung Artinya, sekarang ini adalah
eranya Muhammad bukan era Musa.
Kalau kita bertanya, kenapa nabi Muhammad tidak pernah
diberikan mukjizat yang riel, misalnya tongkat yang bisa membelah laut, atau
seperti nabi Isa menghidupkan orang mati, bahkan Muhammad tidak pernah diberi
mukjizat yang sifatnya mungkin setengah irasional seperti membelah laut, atau
tongkatnya jadi ular. Karena nabi Muhammad adalah tipe rasionalitas maka yang
digunakan adalah rasionalnya bukan menghidupkan orang mati, atau menyembuhkan
penyakit.
Islam sebenarnya telah memberikan warisan yang cukup banyak
dari sisi penataan birokrasi tetapi kemudian ketika menjadi besar dan
berinteraksi dengan paham-paham kekuasaan yang lain akhirnya kalah, bahkan
sampai sekarang pun sebagian rezim yang ada di timur tengah adalah rezim
monarki, bahkan eropapun adalah rezim monarki seperti Inggris, Belanda, serta Malaysia
sekarang pun juga masih monarki. Jadi kalau mau jujur yang sudah merdeka
sebenarnya adalah Indonesia karena menggunakan sistem yang murni musyawarah.
Kalau kita renungkan bahwa Indonesia adalah satu tipe ideal sebuah bangsa yang
melaksanakan musyawarah secara lebih komprehensif. Negara yang lain seperti Malaysia
isinya hanya mengeluh saja tentang struktur politiknya, berbeda yang di Indonesia
yang sudah on the right track yakni
ada pemilu dan setiap warga negara berhak menjadi presiden sedangkan Malaysia sulit
karena ada raja yang dipertuan agung disana. Meskipun ada perdana menteri di Malaysia,
tetapi tetap juga di bawah raja tidak seperti indonesia. Hal ini bagi warga Malaysia
yang terdidik dan intelektual adalah sebuah tekanan karena tidak bisa mengekspresikan
sikap seperti masyarakat seutuhnya yang ada di Indonesia. Hal ini yang sering
dikeluhkan warga Malaysia yang harus bekerja dan mengelu-elukan sultan karena
mereka dipotong pajaknya untuk sultan disana.
Islam punya perspektif yang lebih jauh dari pada
nasionalisme, hal ini yang akan saya sampaikan dalam orasi ilmiah UMS 2014 yang
akan berbicara tentang tahun 2015 dimulainya masyarakat ekonomi asean (asean economy community) yang dipertentangkan dengan nasionalisme. Hal ini
sebenarnya adalah satu tesis baru bahwa eropa dengan adanya uni europe sudah
menggerus tesis lama tentang nasionalisme karena sekarang ini yang ada hanya
kepentingan ekonomi persis pada jaman rasulullah.orang yang kuat saat ini
adalah orang yang kuat secara ekonomi. Islam pertama kali memotret hal ini dan
membuat rasulullah mendesain sebuah bangsa yang hidup dengan agama yang
berbeda-beda, yahudi dan nasrani di dalam naungan islam. Dengan kita menerima asean economy community ada kendala
karena kita tidak punya mimpi disana, berbeda dengan negara eropa yang punya
mimpi untuk mengalahkan Amerika Serikat. Mimpi orang eropa adalah bagaimana
mereka akan menjadi satu bangsa yang bisa mengalahkan Amerika Serikat maka
ketika disiapkan menjadi uni europe mereka semangat termasuk negara Inggris pada
awalnya namun akhirnya keluar karena tekanan Amerika Serikat. Negara yang tetap
melawan Amerika adalah dua negara barat yakni Jerman dan Perancis karena dua
negara ini yang punya power untuk bisa melawan Amerika dengan bersatunya eropa.
Sedangkan Asia Tenggara sebenarnya tidak ada treager kesana, karena sebenarnya
yang akan dibuat oleh Masyarakat Ekonomi Asean ini adalah nusantara raya,
makanya perlunya barisan nusantara ini yang mau dibentuk adalah nusantara raya
karena kita akan mengembalikan nusantara pada pengertian yang lama. Bayangkan
kita sebagai bangsa yang besar tetapi nama Indonesia itu yang memberi adalah
orang lain, Indonesia dulu hanya sebuah foot note disebuah artikel ilmiah yang
terbit di singapura yang namanya Logan karena mereka bingung untuk menamakan
dan manyatukan pulau-pulau yang banyak sekali berbeda dengan malaysia yang
hanya satu pulau dan mudah untuk memberi
namanya. Akhirnya untuk menamakan pulau-pulau itu diambil kata nesia yang artinya
pulau dan diberi nama indo karena panjangnya pulaunya. Padahal, nama kita
sesungguhnya kalau dari majapahit adalah nusantara yang lebih indah dari kata
nusa dan antara, pulau dan pantai diantanya.
Nusantara kalau menurut cerita yang sebelumnya adalah
wilayahnya sejak dari Madagaskar sampai nanti di Hawai bahkan ada yang
mengatakan sampai Afrika Selatan nusantara itu dalam beberapa cerita. Nusantara
begitu luas karena buktinya banyak orang-orang melayu yang sampai melaju Afrika
Selatan. Inilah yang perlu dimaknai, bahwa negara bangsa yang dimaksud setelah
tidak adanya era penjajahan secara fisik seperti sekarang ini mulai ada
redefinisi mengenai negara bangsa. Jadi, persamaan nasib suatu bangsa sekarang
ini bukan karena adanya perasaan senasib karena penjajahan tetapi persamaan
nasib bagaimana meningkatkan negara secara bersama di Asia Tenggara. Tahun 2015
nanti, kalau ada barang masuk dari luar negeri yang masuk dari pintu di Manila
maka sudah tidak perlu membayar lagi, silahkan saja masuk negara lain seperti
ke Indonesia atau Singapura bebas. Inilah yang disebut negara satu pintu,
misalnya ketika barang mau masuk lewat barat maka hanya membayar sekali di
pintu Pulau We dan kemudian bisa ke negara lain misalnya Thailand atau
Filiphina.
Asia Tenggara besok adalah bangsa yang hebat mulai tahun
2014, persoalanya adalah kesiapan, Thailand sudah siap, Filipina sudah siap,
apalagi Singapura, tetapi Indonesia tidak pernah siap, karena belum disiapkan.
Perlu dikritisi, siapakah yang sebenarnya bertanggungjawab menjelaskan kepada
masyarakat bahwa 2015 nanti adalah era Asia. Sementara di Thailand ada empat
ritus pusat studi Indonesia, dan sekarang bahasa Indonesia sudah diajarkan di
tingkat SMP-SMA. Jika Indonesia tidak menyiapkan diri maka sebentar lagi
dokter-dokter Indonesia akan kalah dengan dokter-dokter dari Malaysia yang akan
praktek di Indonesia seperti sekarang banyak yang dikirim di Universitas di
Indonesia. Jadi, bisa disimpulkan negara di Asia Tenggara tahu persis bagaimana
memanfaatkan Indonesia tetapi kita tidak pernah tahu bagaimana memanfaatkan
mereka.
Sangat ironis ketika kita masih bangga dulu tahun 70an bisa
mengirim sarjana-sarjana ke malaysia untuk menjadi guru. Ternyata menurut
penuturan orang Malaysia memang betul sarjana Indonesia dikirim banyak sekali
untuk menjadi guru SD, dan menggantikan guru-guru SD malaysia yang waktu itu
sekolah di luar negeri mengambil program S2 dan S3. Hal ini tidak perlu
dibanggakan karena kita hanya diminta membantu mengajar SD karena guru SDnya
sedang dikirim ke luar negeri untuk S2 atau S3. Dan setelah pulang dari luar
negeri orang malaysia bisa membuat universitas yang bagus-bagus dan memiliki
doktor yang banyak sekali.
Kondisi diatas sekarang juga terjadi dengan dikirimnya
TKI-TKW ke malaysia karena malaysia tidak memiliki jumlah penduduk untuk mengurusi
kebun-kebun karena jumlah penduduk malaysia kurang. Penduduk malaysia sekarang
ini hanya sekitar 25 juta. Makanya sekarang KB tidak berlaku di Malaysia,
sekarang orang punya anak banyak seperti orang cina dan india yang
berlomba-lomba punya anak banyak di malaysia.
Sekarang orang india di malaysiaselalu membeli tanah di
pinggir jalan untuk dibangun tempat ibadah kuil dan candi. Malaysia negara
islam tapi sangat toleran dengan agama hindu. Sekarang sedang bangkit luar
biasa ekonomi orang india, pesawat air asia yang menghubungkan asia tenggara
adalah milik india, tetapi dalam segal hal cina masih eksis, karena eksport dan
lainnya yang menggerakan adalah orang cina, seperti yang terjadi di singapura.
Kemerdekaan Malaysia adalah pemberian dari Inggris maka
kalau ada yang baru langsung dipakai di Malaysia, begitu Malaysia diserang
Inggris membela. Hal ini berbeda dengan kemerdekaan Indonesia yang harus
ditempuh dengan perang dulu dengan Belanda, sehingga kita tidak bisa bahasa
Belanda sedikit pun karena mengalami over nasionalisme, mestinya ketika merdeka
masih diajarkan bahasa Belanda di kelas-kelas kita karena kita akarnya dari
jajahan belanda. Sehingga sampai sekarangpun orang Indonesia tidak bisa
berbahasa Belanda satupun karena terlalu nasionalisme atau over nasionalisme.
Dua hal yang sekarang sedang saya renungkan, kenapa kita
bangsa Indonesia dan nusantara pada umumnya tidak maju. Kita sudah merdeka
cukup lama tetapi tidak maju, berbeda dengan bangsa yang seusia kita lebih
cepat mereka mencapai kedewasaan misalnya Cina hanya butuh waktu kira-kira
tahun 1978 sampai maju seperti sekarang, begitu pula India, meskipun lambat
karena penduduknya banyak tetapi sekarang yang menguasai lembah dunia adalah
orang India, hampir sebagian besar universitas dunia itu ada dosen yang orang
India yakni di Malaysia, Australia, dan di Amerika Serikat, serta yang
menguasai lembah silikon atau dunia IT adalah orang India di California, belum
termasuk Jepang dan Korea yang maju. Bagaimana dengan Indonesia dan orang
melayu? Apakah hanya akan menjadi bangsa yang untuk tambah-tambah saja atau
pelengkap karena tidak yang bisa kita lakukan. Maka kita harus refleksikan yang
paling jauh tentang hidup kita apakah hidup kita di dunia ini karena by desain
atau by accident? Hidup kita karena didesain atau karena kecelakaan, kalau kita
melihat hidup kita by accident kita tidak perlu kuliah jauh-jauh, cukup saja
berkumpul dengan teman-teman minum
oplosan dan mati karena melihat hidup hanya by accident, karena kecelakaan, dan
pasrah lahir sudah seperti ini. Maka kita harus melihat hidup ini by desain
karena kita dihadirkan di dunia ini karena Allah punya rencana. Persoalannya bagaimana
kita berencana untuk negara seperti ini, apa yang bisa kita kembangkan untuk
bangsa kita, yakni dari al quran dan dari khittah kita apa yang bisa kita
kembangkan untuk negara kita.
Asia timur bisa seperti ini basisnya adalah dendam, dan
hampir semua bangsa-bangsa yang besar sekarang ini bisa muncul sebagai kekuatan
yang menggerakan masyarakatnya karena dendam. Sampai sekarang hanya orang korea
dan orang cina itu dendam dengan orang jepang sampai digambarkan dalam film jet
li yakni once upon the time in china itu ujung-ujungnya adalah anti jepang
karena cina sebagai bangsa besar pernah dijajah oleh jepang, begitu pula dengan
korea. Sampai sekarang orang korea tidak mau menggunakan barang buatan jepang. Bagaimana
dengan Indonesia? tidak, orang Indonesia adalah orang yang baik hati tidak
pernah dendam dengan siapapun. Jadi orang Indonesia itu cirinya ada tiga yakni
bangsa pelupa, bangsa pemaaf, dan pandai mengambil hikmah.
Belanda saja, yang sudah menjajah kita 3 setengah abad,
dendam dengan Indonesia, buktinya belanda baru mengakui Indonesia merdeka 1945
baru diakui tahun 2005. Sehingga ratu belanda mengirim menlunya ke indonesia
untuk memperingati hal itu, ketika ditanya oleh menlu waktu itu Hasan Wirayuda,
pihak belanda menjawab baru mengakui kemerdekaan Indonesia setelah 60 tahun
indonesia merdeka karena untuk menjaga perasaan para pejuang kami dulu melawan
indonesia. Sementara kita dengan belanda tidak pernah dendam, begitu pula
dengan jepang karena barang-barang kita jepang semua.
Lalu apa etos yang bisa menggerakkan kita sebenarnya, kalau
berbicara dalam konsep islam untuk menggerakan Indonesia adalah bersyukur yang
bisa menggerakan kita. Hal ini karena kalau kita membaca al quran kemudian
sampai pada ayat mengenai surga, yang bisa menggambarkan secara detil tentang
surga menurut quran adalah Indonesia, surga itu warnanya agak hijau, kemudian
dibawahnya mengalir sungai-sungai dibawahnya, apa di arab saudi ada yang
seperti itu yang warna hijau dan mengalir sungai-sungai dibawahnya karena hanya
ada padang pasir. Coba kita lihat ayat lain bahwa gunung setiap hari bergerak, sedangkan di Indonesia setiap hari gunung
bergerak berbeda dengan malaysia yang disana tidak ada gunung yang berapi. Ada ayat
lain juga yang mengatakan gunung yang menyeimbangkan dunia, hal ini bisa
dibuktikan di Indonesia, karena kalau tidak ada gunung di Indonesia dunia itu
tidak seimbang. Mengapa kita di Indonesia adalah untuk mensyukuri nikmat Allah.
Inilah yang menjadi basis Indonesia untuk menjadi etos bukan dendam karena kita
tidak pernah dendam dengan siapa-siapa, dengan belanda tidak dendam, jepang
juga tidak dendam, dengan pak hartopun kita tidak dendam malah sekarang senang
dengan anekdot piye kabare?. Ketika orde baru dikalahkan oleh reformasi pun
pemainnya tidak pernah ganti, yang ada hanya orang-orang lama yang sudah
memiliki perilaku korup, tetapi mereka kita lupakan, kita maafkan dan kita
hanya bisa mengambil hikmah. Maka kita tunggu adanya era orang baru dan muda.
Makanya orang seperti Anies Baswedan harus diusulkan dan
didorong. Kemarin di medan, Anies Baswedan menyatakan kalau saya jadi presiden BUMN akan
saya pindah ke daerah. Hal ini karena melihat indonesia yang frustasi karena
ekonomi itu 70% ada di Jakarta karena BUMN, kantor swasta di Jakarta semua
uangnya. Kalau uang diibaratkan sebagai darah, dan tidak menyebar keseluruh
tubuh atau wilayah kita maka akan pincang, dampaknya adalah inflasi begitu
pertumbuhannya sangat tinggi yang dinamakan over heating atau ekonomi
kepanasan. Faktanya Indonesia dengan pertumbuhan penduduk yang besar mesinnya hanya
ada di Jakarta yang kecil. BUMN yang asetnya sekitar 6000 triliun hanya 10
triliun asetnya yang berada di daerah. Jumlah BUMN totalnya ada 153, dan
masing-maasing BUMN rata-rata punya anaka perusahaan 10, sehingga ada 1500
perusahaan BUMN kita. Artinya merubah Indonesia harus menggunakan cara-cara
yang tidak biasa dan nahkodanya juga yang tidak biasa.
Harus ada sebuah gerakan di Indonesia, khittah perjuangan
adalah kumpulan ayat-ayat al quran tetapi menjadi cara pandang gerakan dalam ber-HMI,
hal ini bisa kita terapkan untuk merefleksikan bagaimana memaknai Indonesia sekarang
ini, apa kira yang bisa kita tanamkan sehingga masyarakat itu tergerak, untuk
bisa bekerja keras. Caranya adalah mungkin dengan mensyukuri nikmat Allah yang
lebih bagus, seperti kalau kita berbicara mengenai kapitalisme menurut Webber
yakni Etika Protestan karena di dalam ajaran protestan terutama di satu klan
yang namanya Calvinisme itu orang-orangnya mau bekerja keras karena membaca
kitab injil yang isinya “kamu boleh makan setelah kamu bekerja”. Itulah yang
menggerakan satu kelompok calvinism ini untuk bekerja. Inilah yang disebut Max
Webber seorang sosiolog sebagai etika protestan yang mengajarkan kalau ingin
makan harus bekerja. Oleh karena itu, bagaimana kita juga bisa mencari hal seperti
ini dan kita pakai untuk bisa mencapai suatu target dan tidak hanya santai. Saatnya
kita mengkaji al quran kembali, seperti kita dengan Khittah, karena Kita harus
bisa menemukan sesuatu dari Islam yang bisa mengubah umat kita meskipun kita
bukan seorang nabi sehingga menjadi gerakan yang luar biasa.
Kesimpulannya,
Wawasan sosial islam memiliki fokus utama yakni islam dan indonesia sebagai
entri masuk, dan kemudian dibreakdown sampai tingkat filosofi tentang paham
nasionalisme sampai perkembangan terkini. Kemudian kalau berbicara islam kita
akan masuk pada konflik-konflik pemahaman dalam kenegaraan, sosial. Termasuk mempelajari
hubungan ilmu-ilmu sosial akan terlihat bagaimana ilmu sosial di indonesia yang
jauh tertinggal dengan ilmu-ilmu yang lain.
0 komentar:
Posting Komentar