Bapak KH. Mastur, Ketua Dewan Pembina Yayasan Sunan Muria |
Kearifan lokal merupakan
sikap dan kemampuan suatu komunitas di dalam mengelola lingkungan rohani dan
jasmaninya. Hal ini memberikan
pertumbuhan dan kemampuan dalam hal kelakuan dan adat istiadat yang mengakar
baik di dalam
kehidupan masyarakat Colo, Kudus.
Salah
satu tradisi yang dibawa oleh Sunan Muria terhadap masyarakat Colo Muria adalah
realitas budaya syukuran sebagai bentuk rasa syukur kepada alam dan Tuhannya dengan
membawa ikan bakar, sambel teri, gudangan, dan saus pace yang secara masal dilaksanakan
oleh masyarakat Colo Muria. Akan tetapi, budaya itu sampai saat
ini sudah punah, entah karena pergeseran nilai-nilai budaya atau kehidupan
moral.
Bukan hanya itu saja, setiap Hari Besar Islam tak
luput Warga sekitar gunung Muria mengadakan sebuah acara yang dinamakan
bancakan. Semacam acara tahunan yang bertujuan untuk menghormati dan mensyukuri
apa yang ada di dunia ini, khususnya untuk masyarakat sekitar Sunan Muria. Ada
pula Haul atau peringatan satu tahun masyarakat Muria yang ramai didatangi para
peziarah baik di pasar maupun sekitar makam Sunan Muria.
Disamping
itu pula tradisi yang masih berlaku pada saat ini dan masih menjadi kepercayaan
desa Colo adalah masyarakat Colo khususnya tidak berani bekerja maupun ada
kerjaan, hajat dan sebagainya pada hari Kamis Legi dan Jumat Pahing, karena konon
hari tersebut merupakan hari istimewa bagi Sunan Muria yaitu hari dimana Sunan
Muria melakukan sarasehan terhadap masyarakat dan hari dimana untuk melakukan
pengajian.
Dan
apabila masyarakat Colo ingin melakukan pekerjaannya maupun ada hajat tertentu,
maka masyarakat Colo tersebut sebelumnya harus ziarah ke makam Sunan Muria dan
melakukan selametan agar tidak mendapat balak maupun sesuatu yang tidak baik. Salah
satu keberhasilan dakwah Sunan Muria sebagaimana para wali lainnya terletak
pada kemampuannya memahami kondisi sosiologis masyarakatnya. Tradisi dan budaya
yang dikembangkan oleh sunan muria kepada masyarakat Colo Muria masih terdapat
unsur anamisme dan dinamisme yang amat kental sampai sekarang ini, dan menjadi
kekayaan budaya dan kearifan lokal di tanah pertiwi ini.
Reporter: Mas’ud, Welas, dan Nurul Umi
Makhmudah
1 komentar:
MANTAP. Travel Journalisme merupakan program bagus. Maka hal inilah yang menjadikan perjalanan kita lebih ilmiah.
Saatnya mengali kebudayaan kita sendiri. Dari sejarah keluarga, sejarah kampung sendiri ataupun tempat kelahiran kita.
Karena didalamnya mengajarkan ilmu yang bermanfaat ada nilai-niali yg terkadnugn.
Salam - www.komunitascahaya.org
Posting Komentar