Rabu, 05 Mei 2010

DINAMIKA SEJARAH ISLAM



Sindi Setiyadi al Barobisyi
(Ketua Umum HMI Cabang Semarang)

Pendahuluan

Sejarah eksternal tradisi religius sering tampak terpisah dari alas an yang paling utama (raison d’)kepercayaan. Pencarian spiritualitas adalah sebuah perjalanan batin yang bersifat ruhaniah. Apalagi dalam Islam, sejarah ini lebih bersifat sebagai peletak dasar aqidah yang tentunya terbungkus dalam agama. Agama tentu saja juga mencakup kehidupan diluar ruhani yang berfungsi komprehensif sebagai sebuah way of life. Pemahaman ini hanya akan menjadi jargon saja jika saat ini tidak difahami secara totalitas yang pada akhirnya menjadi sebuah kepercayaan yang lengkap. Inilah yang menjadi titk awal dari aqidah.
Secara kebahasaan (etimologi) kata “peradaban” adalah terjemahan dari kata arab al hadlaraah atau al madaniyah, dan civilization dalam bahasa inggris. Kata peradaban sering dikaitkan dengan kata kebudayaan yang dipersamakan dengan kata al tsaqafah dalam bahasa arab, dan cultre dalam bahsa inggris.
Lalu apa bedanya kebudayaan dengan peradaban?, peradaban adalah bentuk kebudayaan yang paling ideal dan puncak, sehingga menunjukan keadaban (madaniyah), kemajuan (taqaddum), dan kemakmuran (umran) suatu masyarakay. Jika kebudayaan bersifat konsep-konsep abstrak seperti sains murni, maka peradaban adalah lebih dari itu sebagai hasil penerapan nya seperti teknologi dan produk-produknya. Ada beberapa periodesasi yang telah diupayakan sejarawan untuk menentukan waktu peradaban berlangsung. Diantaranya adalah Masa Awal (570–660 M), Perkembangan Islam (661-935 M, Puncak kejayaan (935-1500 M), Kemenangan Islam (1500-1750M), Degradasi Besar Umat Islam (1750-2000 M).

Dinamika Perkembangan Islam

a. Masa Rasulullah
Masyarakat Arab, pada khususnya Makkah mengalami perkembangan yang pesat dalam hal perdagangan, bahkan sampai-sampai Makkah disebut sebagai Kota Perdagangan, tetapi karena desakan kemakmuran, beberapa nilai kesukuan yang lama terbangun sedikit demi sedikit memudar. Orientasi materi serta nafsu kekuasaan membuat Masyarakat Quraisy hanya berkonsentrasi mencari uang dengan mengorbankan keluarga atau kelompok yang lebih miskin. Keresahan spiritual juga telah melanda Makkah dan seluruh jazirah arab. Bangsa arab tahu bahwa agama Kristen dan yahudi yang dianut oleh di Kekaisaran Byzantium dan Persia hanya bernilai tradisi menyembah berhala mereka. Ditengah kondisi seperti inilah lahir seorang penerang dunia yang diberikan tugas besar untuk memberikan petunjuk hakikat hidup yang seharusnya, dialah Muhammad bin Abdullah yang lahir pada 12 Rabiul Awal 570 M. Setelah masa kenabiannya di tahun 610 beliau memulai untuk mendakwahkan Islam kepada khalayak umum, namun baru di mulai di tahun kedua kenabiannya dengan cara (memperkenalkan tauhid kepada Allah sebagai pondasi kehidupan dalam arti menyeluruh). Dilanjutkan dengan pembangunan masjid sebagai tempat peribadatan dan pembinaan umat islam di madinah setelah berdakwah selama 10tahun di mekkah yang pada akhirnya harus ditinggal karena derasnya tekanan dari internal mekkah. Di madinah beliau melanjutkan dakwah serta melakukan pembentukan system social yang didiplomasikan berbentuk piagam madinah yang pada intinya menitik beratkan kepada system keadilan. Tahapan selanjutnya adalah beliau meletakkan dasar politik, ekonomi dan social untuk masyarakat baru. Namun dari upaya ini menghasilkan perlawanan dari golongan yahudi (musyrikin dan kafirin) karena mereka melanggar perjanjian yang telah disepakati didalam piagam madinah, yang pada akhirnya berujung kepada peperangan (badar, uhud, handaq, khaibar, mut’ah, penaklukan makkah, hunain, tabuk) setelah perjuangan panjang menyampaikan misi illahiyah (tersampaikannya wahyu Allah secara bertahap selama 23 tahun) sampailah pada akhir perjuangan yang tentunya menjadi awal bagi umat islam yang sebelumnya diakhiri denga haji wada, sebagai pertanda perpisahan nabi dengan umatnya. Rasulullah mengakhiri pesan dengan surat al maidah ayat 5. Beliau wafat pada 12 Rabiul Awal 632 M setelah menyempurkan agama Allah.

b. Masa Khulafaur Rasyidin
Sepeninggal nNabi Muhammad beliau digantikan oleh keempat orang sahabat dekat beliau yakni bu Bakar, Umar, Usman dan Ali, yang kemudian dikenal dengan sebutan Khulafaur Rasyidin. Masa Khulafah al-Rasyidin mulai oleh Abu Bakar yang berkuasa tahun 632-634 M. Pemerintahan Abu Bakar yang singkat habis untukmenyelesaikan persoalan dalam negeri, terutama tantangan yangditimbulkan oleh suku-suku Arab yang tidak mau tunduk pada Madinah. Mereka menganggap bahwa perjanjian yang dilakukanhanya dengan Nabi, sehingga secara otomatis batal dengan meninggalnya Nabi. Abu Bakar menyelesaikan ini dengan apa yangdikenal sebagai perang riddah (perang melawan kemurtadan). Pemerintahan yang dijalankan Abu Bakar mengikuti apa yangterjadi pada masa Nabi, bersifat sentralistik, dimana kekuasaan legislative, eksekutif dan yudikatif terpusat di tangan khalifah. Abu Bakar sendiri yang diangkat khalifah dengan baiat menyebut dirinya sebagai khalifah al-nabi (pengganti nabi). Umar ibn Khathab(634-644 M) menggantikan Abu Bakar lewat penunjukan langsung,. Masa ini ekspansi Islam pertama terjadi. Syiria, Palestina, sebagian besar Persia dan Mesir jatuh dalam kekuasaan Islam. Luasnya wilayah kekuasaan memaksaUmar untuk membangun system pemerintahan dan administras inegera. Dalam hal ini, ia mencontoh adiministrasi yang berkembang di Persia.
Administrasi pemerintahan dibagi menjadi 8 propinsi:Makkah, Madinah, Syiria, Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina dan Mesir.Departemen-departemen ditingkat pusat juga dibentuk, seperti keuangan, pekerjaan umum dan pengadilan. Umar yang menyebut dirinya sebagai amir al-mukminin (komandan orang beriman) juga membentuk bait al-mal, menempa mata uang dan menciptakan tahunhijrah, menerapkan system gaji dan pajak tanah. Dalam bidang
hokum, untuk pertama kalinya system ghanimah (pembagian hartarampasan perang sesuaidengan ajaran al-Qur’an dan Sunnah) tidak diberlakukan dan diganti dengan system gaji. Ustman ibn Affan(644-655 M) yang berkuasa setelah Umar dipilih dengan system formatur yang terdiri atas 6 orang; Utsman, Ali, Thalhah,Zubair, Sa’ad ibn Abi Waqash dan Abd Rahman ibn Auf. Pada paruhpertama kekuasaannya yang panjang, tahun, Ustman meneruskan politik Umar melakukan ekspansi ke luar. Menaklukkan Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes dan yang tersisa dari wilayah Persia.Dalam keilmuan, Utsman pertama kali yang membukukan al-Qur’an yang dikenal dengan mushaf utsmani sampai sekarang, untukmembakukan system pembacaan al-Qur’an yang mulai berbeda-bedasaat itu sesuai dialek wilayah masing-masing.Akan tetapi, setelah itu, Utsman tampak mulai tidak dapat mengendalikan ambisi politik keluarganya (Bani Umaiyah) dan mengangkat mereka sebagai pejabat-pejabat penting dan “basah”.Parahnya, Utsman juga mengklaim diri sebagai khalifah Allah(pengganti Allah) bukan khalifah al-nabi sebagaimana Abu Bakar, sehingga memberi kesan dictator dan berkuasa penuh. Perubahan politik Ustaman ini kemudian menimbulkan kekecewaan danketidakpuasan di kalangan shahabat dan kebanyakan masyarakat,sehingga melahirkan pemberontakan dan berpuncak pada terbunuhnya Utsman. Ali ibn Abi Thalib (655-660 M) yang dibaiat setelah Utsman berkuasa tahun. Masa pemerintahan Ali penuh dengan gejolak sebagai warisan dari system sebelumnya dan dampak kebijakan radikal yang diterapkan Ali. Ali memecat para gubernur yang diangkat Utsman, menarik kembali tanah-tanah yang dihadiahkan Utsman dan mengembalikan kepada negara, menerapkan system pajak tahunan dan menghilangkan tunjangan shahabat. Gejolak pertama adalah pemberontakan yang dilakukan Aisyah, Zubair dan Thalhah, sedang yang kedua pemberontakan yang dilakukan oleh Muawiyah ibn Abi Sofyan, keluarga dan gubernur Syiria yang diangkat Utsman. Dua pemberontakan ini memberikan dampak teologis yang serius. Ketika Aisyah bertempur melawan Ali, sebagian shahabat seperti Abd Allah ibn Umar tidak dapat mengambil sikap dan menyerahkankeputusannya kepada Allah, karena keduanya adalah keluarga Nabi.Aisyah adalah istri Nabi yang berarti ummul al-mukminin (ibunya orang mukmin) sedang Ali adalah menantu dan orang yang sangat dekat dengan Nabi. Sikap abstain sebagian shahabat inilah yang kemudian berkembang menjadi Murjiah. Sementara itu,pertempuran Ali melawan Muawiyah melahirkan tiga aliran teologibesar dalam Islam. Mereka yang membela Ali kemudian menjadi Syiah, yang mendukung Muawiyah menjadi Jama’ah atau Sunni,sedang yang tidak puas dengan keduanya menjadi Khawarij.

c. Dinasti Umayyah
Setelah khulafaur Rasyidin memimpin umat islam, pemerintahan umat muslim berada di bawah dinasti Umayyah (661-750 M) yang berpusat di Damaskus, Syiria. Pendirinya adalah Muawiyah bin Abd Syam, tokoh Quraisy pada masa jahiliyah yang masuk islam pada fatkhul Makkah. Pemerintahan Bani Umayyah berumur 90 tahun, dengan khalifahnya berjumlah 14 orang, dimulai dengan Muawiyyah bin Abu Sufyan, dan diakhiri oleh Khalifah Marwan II. Khalifah-khalifah yang paling besara pengaruhnya adalah Muawiyyah (661-680 M), Abdul Malik bin Marwan (685-705 M), Walid bin Abdul Malik (705-720 M), Umar bin Abdul Aziz (717-720 M), dan Hasyim bin Abdul Malik (724-743 M). Wilayah kekuasaan bani umayyah sangat luas. Daerah-daerah yang berhasil dikuasai meliputi spanyol, afrika utara, syiria, palestine, jazirah arab, irak, sebagian asia kecil, persia, afganistan, pakistan, uzbek, dan kirgis di asia tengah (Yatim, 1993:44). Berbeda dengan khalifah-khalifah sebelumnya, khususnya Muawiyyah lebih banyak memasukan unsur pemerintahan dan adminstrasi dari persia, contohnya diterapkannya sistem monarki absolut dan sistem administrasi pembagian lembaga-lembaga, pakaian kebesaran seperti kaisar-kaisar persia, kurang merakyat. Penggunaan bahasa arab dan pengubahan nama mata uang Byzantium dan Pesia menjadi dinar. Sistem pemerintahan pun sudah menggunakan peran gubernur, Qadi, Shahih al Haraj dll. Namun dalam strata sosial Umayyah membagi membagi menjadi 4 yakni muslim arab, muslim non arab, non muslim dan budak (padahal ini adalah sesuatu yang R asulullah hapus, malahan dihidupkan kembali oleh Umayyah) Dalam konteks politik pun sudah dilancarkan pemaksaan pembaiatan Yazid kepada rakyat, hal inilah yang membuat rakyat merasa dipebudak oleh Muawiyyah. Terlebih dengan dihembuskannya paham Jabariah (semua telah ditentukan Allah) dengan tujuan bahwa pembaiatan Yazid sudah ditentukan jadi rakyat harus mentaati keputusan itu. Dengan adanya paham Jabariah maka muncul pula paham yang berfikir sebaliknya yakni Mu’tazilah yang menitik beratkan pada akal fikiran manusia yang akan menentukan. Dalam sisi agama Muawiyyah memerintahkan untuk memunculkan hadist yang mengunggul-unggulkan utsman agar selalu bisa diingat, keputusan ini yang kelak menyebabkan maraknya hadist palsu (oleh karenanya Muawiyyah sangat bertanggung jawab dengan banyaknya hadist palsu yang tersebar luas). Dari cabang agama yang lain yakni fiqh juga dimunculkan namun dengan tujuan untuk menciptakan hujjah masing-masing sesuai dengan harapannya (fiqh politis). Hal inilah yang pada akhirnya menjadi penyebab runtuhnya dinasti umayyah selain beberapa penyebab dintaranya yang paling benar-benar berpengaruh adalah Munculnya gerakan baru yang dipelopori oleh keturunan Al Abbas bin Abdul Muntalib yang telah mendapat dukungan dari Bani Hasyim, Syi;ah serta kaum mawali yang merasa dinomorduakan pemerintahan Bani Umayyah. Inilah akhir dinasti Umayyah.

d. Dinasti Abbasyiah
Penerus Dinasti Umayyah adalah Dinasti abbasyiah, Perwakilan dari kekhilafahan Islam yang terbesar dan terpanjang dalam sejarah islam klasik. Dinasti yang didirikan di Baghdad oleh Abu Al Abbas al saffah, keturunan Al Abbas paman Nabi Muhammad, sejak 750 M dan mengalami kejatuhan pada 1258 M. Sejumlah khalifah yang mampu membawa Dinasti Abbasyiah ke arah keemasanya adalah Al Mahdi (775-785 M), Al Hadi (785-786 M), Harun Ar Rasyid (786-809 M), Al Makmun (613-833 M), Al Mu’tasim (833- 842 M), Al Watsiq (842-847 M), dan Al Mutawakkil (847-861 M). Pembentukan dinasti ini sebagai bentuk perlawanan terhadap paham yang diciptakan muawiyyah (militeristik dan sekularistik) sedangkan pemerintahan Bani Abbasyiah adalah bercorak pluralistic-etnist, etnis, scientific dan religius. Sumbangan utama Bani Abbas dalam sejarah peradaban Islam, berbeda dengan Bani Umaiyah yang lebih mengedepankan aspekpolitik, adalah dukungannya yang besar terhadap perkembangan keilmuan, filsafat dan sains. Secara umum, kebanyakan khalifah Bani Abbas adalah orang yang gandrung ilmu dan hikmah, dan memberikan dukungan besar pada bidang ini. Al-Makmun (811-833M) adalah khalifah yang mempelopori proses penterjemahan filsafatYunani ke dalam Islam, yang kemudian didukung oleh penggantinya,Harun al-Rasyid, dengan didirikannya Bait al-Hikmah, perpustakaan besar dan pusat penelitian. Hasil terjemahan-terjemahan filsafat dan pemikiran Yunani kemudian memberikan kontribusi besar bagi perkembangan filsafat, pemikiran dan sains Islam. Bukti bahwa pada dinasti ini memunculkan khasanah baru bagi dunia islam dintaranya adalah Silih berganti orang- orang yang membawa perubahan besar diantaranya adalah Imam Madzhab Imam Hanifah ( 690- 767 M), Imam Maliki (716-796 M), Imam Syafi’i (767- 820 M), Imam Hambali (780-855 M) inilah diantaranya penggagas fiqh. Serta dari golongan rasionalis islam yakni Al Farabi (1153-1191 M), Ibn Sina (980-1037M), Al Kindi (691-878 M ) dll. Dalam perihal hadist pun berasal pada dinasti ini yakni Bukhari (w.870 m) dan Muslim (w.878 M) Penyebab jatuhnya dinasti abbasyiah diantaranya masuknya dominasi kekuatan luar dalam pusat pemerintahan baghdad, sehingga menjadikan khalifah boneka, pada periode 950 – 1050 M, banyak wilayah yang dipimpin oleh para gubernur-gubernur dari pusat Baghdad melepaskan diri, kesulitan ekonomi, ketidakjelasan sistem pergantian khalifah, dan muncul grerakan pemberontakan. Dan faktor eksternalnya adalah serangan Hulagu Khan pada 1258 M (ini yang jadi alasan paling tepat tentang jatuhnya abbasyiah) yang perlu diingat adalah pada saat negara islam menyerang negara islam yang lain adalah masalah politik, bukan masalah agama.

e. Masa Disintegrasi Politik Islam
Ketika Dinasti Abbasyiah ini mengalami kemunduran dan kemunduran, tentu pengaruhnya sangat besar terhadap konstelasi politik serta kehidupan yang lain di dunia islam. Disamping itu masa panjang kekhalifahan Abbasyiah, masa keemasannya yakni hanya di awal periode (750-950 M), berikutnya adalah masa disintegrasi (950-1050 M), kehancuran (1050-1250 M) sisanya adalah masa stagnasi. Masa disintegrasi ini ditandai dengan munculnya dinasti-dinasti kecil di barat mauoun di timur baghdad yang berusaha melepaskan diri ataupun meminta otonomi, perebutan kekuasaan oleh dinasti buwaih dari persia dan dinasti seljuk dari turki di pusat pemerintahan Bani Abbasyiah di baghdad, dan lahirnya perang salib antara pasuan islam dan pasukan salib (3 periode selama 1095-1291 M) dari Eropa. Kemudian setelah itu Dinasti Fatimiah di mesir muncul menjadi dinasti besar, dan dilanjutkan dengan dinasti murabithun di afrika utara. Kekuasaan Islam di spanyol menunjukan sebagai pengaruh islam yang luas terhadap renaisance eropa.dari 756-1031 M). Dan dilanjutkan dengan kerajaan Islam, Utsmani di turki dan kerajaan safawi di persia. Dan Kerajaan Mughal di Indi sebagai simbol minoritas muslim dalam mayoritas umat hindu-budha.

f. Masuknya Penjajahan Barat ke Islam
Sentuhan Barat ke dunia Islam sudah mulai merebak, adalah pada saat kekuasaan Islam menduduki Spanyol, perkembangan Islam yang sangat berarti dengan kemajuan peradabanya. Inilah juga yang mempengaruhi renaisance eropa. Karena dengan sumbangsih islam kota cordova sebelum dikuasai islam, telah disulap menjadi kota cantik yang penuh dengan keindahan.Peradaban yang sangat berkembang dan tentunya dengan Umat Muslim yang sangat kuat, memunculkan kecemburuannya, dan bergulirlah isu dari pihak nasrani di palestina yang mengatakan terjadi perlakuan buruk terhadap umat nasrani disana yang disampaikan kepada Raja Ferdinand dan Ratu EIsabela yang telah berada di spanyol, Hal ini yang membuat raja Ferdinand geram dan memulai untuk menghancurkan Islam yang berhasil pada tahun 1492 M. Dan usahanya berhasil menumbangkan Islam di spanyol sampai sekarang lenyap tanpa sisa padahal dulu telah menguasai sejak 756-1031 M. Bangsa portugis pun mulai turut serta yang diawali dengan mendirikan kerajaan komersial eropa pertamanya yang bertujuan juga untuk mengurangi penguasaan Islam (menguasai perdagangan, ekonomi), Said Pasya, gubernur mesir memberikan konsesi terusan suez kepada Prancis, dan menrima hutang luar negerinya yang pertama di tahun atara 1854-1856 M dan karena tidak mampu membayar hutang itu maka terusan suez di jual ke Inggris, Pemberontakan India pun berkembang karena ingin melawan kekuasaan Inggris, sekali lagi kekuasaan Islam di India tumbang oleh barat. Sir Sayyid Ahmad Khan mendesak dilakukannya reformasi Islam dengan cara Barat dan mengadopsi budaya Inggris. Di Iran Syah Reza mengkonsesi tembankau dan minyak ke Inggris. Penguasaan Inggris di iran juga sangat besar, apalagi pada saat kudeta Syah Reza dengan intelegen inggris dan CIA Mengenai berdirinya negara yahudi pun tidak lepas dari Inggris yang berdasarkan deklarasi balfour diberikan izin untuk mendirikan negara yahudi, ini dilancarkan dengan sebuah misi rahasia yang dihasilkan pada Konferensi Zionis pertama di Basel. Di Mesir pun terjadi penandatanganan perjanjian damai (Camp David) antara israel dan mesir,
dampak dari hal ini adalah Anwar Sadad sebagai presiden Mesir ditembak oleh seorang ekstrimis muslim ysng mengecam perlakuan tidak adil dan kekerasan presiden terhadap rakyat mesir serta karena penandatanganan perjanjian damai itu.

g. Perlawanan Mujahid terhadap pengaruh Barat
Peran mujahid Islam juga tidak kalah besar mengartikan peran barat. Barat dalam perspektif perkembangan peradaban telah memberikan alam pemikiran yang ilmiah, serta pengkajiannya terhadap kebebasan berfikir, meskipun literatur yang mereka dapatkan juga dari islam pada saat penghancuran kerajaan islam di spanyol. Di satu sisi ada kelompok yang ingin menjaga kemurnian Islam dengan menolak seluruh pandangan barat tanpa terkecuali. Munculnya Ikhwanul Muslimin pimpinan Hasan Al Bana membawa angin segar perjuangan yang mengarah kepada kekuatan politik terbesar di Mesir memunculkan harokah-harokah oposisi pemerintah dan ingin mengembalikan umat islam pada hakikat islam. Dia memandang ketimpangan yang telah terjadi di tengah umat memerlukan solusi islam selain reformasi illahiah. Dia membuat sekolah islam, klinik, pelatiha generasi muda dll Syeikh Ahmad Yassin menghadirkan gerakanislam modern di GazaPertama kali yang menyerukan ijtihad untuk menunjukan bahwa umat islam harus merdeka di bawah panji Qur’ani adalah Jalaludin Al Afgani (1839-1897 M) seorang aktivis Iran yang selalu mengumandangkan persatuan negara islam dalam melawan Eropa, kembali kepada tradisi Rasulullah yakni islam. Dari rekan perjuangannya, adalah ilmuan mesir Muhamad Abduh yang lebih sistematis dan mendalam, dalam fikirannya negara islam bisa menrapkan apa yang dalam barat disebut sebagai pengkajian ilmiah, namun yang beliau selali dengan rekannya yang seorang jurnalis mesir adalah ”syariah malah yang harus mengikuti zaman”. Kondisi intelektualitas barat membuat orang islam mencela islam sendiri karena mengekang keinginan umatnya dengan ditutupnya pintu ijtihad. Ridha lah yang pertama kali mengusulkan modernisme islam, tetapi sangat islami dengan berdasarkan syariah reformasi. Di India pun muncul seorang penyair dan filsuf Muhamad Iqbal (1876-1938 M) menyatakan bahwa islam sama rasionalnya dengan barat. Bahkan islam lebih rasional dan paling maju diantara semua kepercayaan. Penekanan Iqbal pada semangat empiris membuatnya mencela sufisme, dia mengajukan sistem baru yang jauh dari mistik yang sudah lazim di sunia muslim serta rasionalisme modern dianggap satu-satunya cara untuk maju. Abu A’la al Maududi (1903-1979M) mendirikan jamaah Islam dengan harapan diterapknnya syriah islam yang lebih ketat di India agar mempu memberikan pelawanan terhadap gempuran inggris yang menjadi inspirasi bagi soerang fundamental islam suni Sayyid Qutb (1906-1966 M) yang sangat menentang bentuk sekulerisme barat. Sekulerisme Naseer yang kejam menyebabkan Qutb mendukung bentuk islam yang berbeda dari masa Rasulullah, beliau meminta umat muslim meneladani Muhammad dengan kaffah (seperti hijrah seperti hijrah dari mekkah ke madinah sangat pemerintah membahayakan spiritualitas umat muslim). Perjuangan yang lain adalah Revolusi Iran (1978-1979 M), selama tahun 1960an, Ayatullah Ruhollah Khomeini (1902-1989 M) memimpin rakyat Iran untuk turun ke jalan memprotes kebijakan yang kejam dan tidak konstitusional dari Syah Muhamad Reza. Perlawana seperti inilah yang seharusnya mampu dimunculkan umat muslim sekarang agar kemurnian islam dan perjuangannya tidak tergeser dengan pengaruh barat yang ingin menghancurkan ISLAM.

h. Penutup
Pemahaman sejarah yang akaffah akan semakin mempekuat statement bahwa Islam lah satu-satunya peradaban yang mampu memberikan pencerahan aqidah dan hubungan dengan manusia yang lain. Dengan fikiran yang tetap berpegang pada Al Qur’an niscaya kita akan berani menjadi penerus Rasulullah yang mewarisi semangat juang luar biasa terhadap islam. Perang yang dilakukan selama berlangsungnya masa keemasan Islam bukan karena semangat untuk membunuh dan menyerang umat manusia yang lain, melainkan karena kecintaan islam akan umat islam yang lain yang merasa disakiti oleh orang yahudi, kafir quraisy dan pihak yang tidak memperlakukan islam sebagai agama dan bahkan memerangi dengan alasan politik dan benturan agama. Rasulullah hanya ingin memberikan pencerahan islam agar umat manusia mengetahui esensi dia hidup di bumu Allah. Totalitas aqidah sebagai misinya semoga mampu kita laksanakan dan amalkan
Pilihannya hanya BERJIHAD n SYAHID (,,selamat berjuang sahabatQ,,)

0 komentar:

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com