Edy Darmoyo (Kiri), Muhammad Nur
(Tengah), dan Anies Baswedan (kanan) di Seminar Kepemudaan
HMI Cabang Semarang mengadakan Seminar Kepemudaan dengan
tema “Saatnya Pemuda Memimpin Indonesia, Membangun Idealisme dalam Menyongsong
Masa Depan Bangsa” pada Minggu (3/11/2013) bertempat di Hotel Grasia Semarang.
Seminar Kepemudaan kali ini diikuti oleh 300 peserta yang terdiri dari
mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Semarang dan umum.
Pembicara dalam seminar kali ini adalah 1) Anies baswedan, Ph.D (Rektor Universitas Paramadina &
Penggagas Indonesia Mengajar), 2) Dr. Muhammad Nur, DEA (Fisikawan dan Dekan
Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro), dengan Keynote Speaker
dari Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah), dan dimoderatori oleh Edy Darmoyo (Trainer
& Motivator, Mantan Ketua HMI Cabang Semarang).
Pembukaan seminar dimulai pukul 09.00, diawali dengan
penampilan seni gamelan karawitan dari mahasiswa IKIP Veteran Semarang dan
pertunjukan tari saman dari mahasiswa UNDIP Semarang, serta pembacaan monolog
puisi menolak korupsi oleh Lukni Maulana (Direktur Sciena Madani).
Dalam laporan ketua panitia seminar, Ibnu Himawan (Kader dan
Ketua HMI Komisariat Syariah IAIN Walisongo) mengatakan “Sayidina Ali masuk Islam
saat muda, Soekarno juga menginginkan sepuluh pemuda utuk memimpin dunia, Syekh
Yahya, ketika muda bertekat kuat maka bisa memipin dunia. Kemudian dari
pendapat-pendapat tersebut diturunkan dalam Tema seminar kali ini, untuk
membangun Idealisme Pemuda”, kata Ibnu.
Selanjutnya, dalam sambutan-sambutan, Ketua Umum HMI Cabang
Semarang, Nur Khasan, mengucapkan “Selamat datang dan terimakasih kepada
narasumber, dan pihak Gubernur, Komunitas Kaki, Komunitas Turun Tangan”. Nur
Khasan, menyampaikan keprihatinannya dengan kondisi pemuda saat ini, yang
cenderung mengadopsi budaya barat seperti boyband.
Sambutan ditutup dengan Keynote Speaker dari Ganjar Pranowo
sekaligus membuka acara, diwakili oleh staff gubernur Jawa Tengah. Dalam
catatan Ganjar Pranowo khusus untuk membuka Seminar Kepemudaan yang dibacakan,
Ia menyampaikan “Tema seminar kali ini pas, karena momennya adalah Sumpah
Pemuda. Idealisme yang harusnya menjadi
semangat pemuda saat ini pudar, cenderung egosentris, dan studi oriented yang
rela memperjualbelikan idealisme demi
kepentingan praktis dan ekonomis. Kondisi ini berbeda dengan semangat idealisme
pemuda pada era perjuangan kemerdekaan bangsa. Semangat idealisme harus mencul
pada pemuda saat ini, seperti HMI yang selalu menjunjung tinggi idealismenya,
dan sejarah telah mencatat para alumni HMI yang menjadi pemimpin dengan tetap
memperjuangkan idealismenya”, paparnya.
Pada sesi seminar, pembicara yang pertama, Dr. Muhammad Nur, DEA, menyampaikan “Pemuda, itu harapan
pemimpin di masa depan, yang harus mampu membawa bangsa Indonesia menghadapi
pasar bebas ASEAN dan Asia Pasifik kedepan serta persaingan bangs-bangsa dalam era
Global. Pemimpin tersebut adalah seorang pribadi utuh dan penganut paham
kepemimpinan kuantum
(Quantum Leadership). Dalam
sejarah fisika muncul teori fisika kuantum seperti munculnya teknologi HP, karena
metode kuantum yang menemukan untuk berkomunikasi dengan cara lain. Dalam pandangan
Kuantum, segala susuatu awalnya tidak mungkin terjadi, jika diperoleh suatu kondisi saling
mendukung, yang tidak mungkin menjadi mungkin,” paparnya.
Menurut Muhammad Nur, Quantum
leadership adalah kepemimpin yang menginginkan terobosan dan secara efektif
memenuhi kebutuhan organisasinya. Pengembangn diri seseorang yang menganut
quatum leader adalah self prerparation,
belajar dari pemipim lain, secara konstisten mengatur waktu untuk mencapai
tujuan, menigkatkan komitmen, secara efektif menganalisis sebuah perubahan, Man Shobaru Zhafira, anak-anaka muda
yang sukses adalah anak muda yang sabar dan melakukan sesuatu yang benar dengan
taat asas, menafkahkan sebagian rezeki, orang yang beristighfar sebelum shubuh,
insyallah diri kita mampu.
Senada dengan pembicara sebelumnya, pembicara kedua Anies baswedan, Ph.D mengajak pemuda berganti perspetif
dari perspektif orang tua yang menganggap pemuda sekarang bermasalah menjadi
percaya pemuda sekarang mampu menjadi pemimpin dunia. Menurut Anies, seorang
disebut pemimpin jika ia memiliki pengikut contoh sederhananya seperti ketika
menjadi imam sholat. Seorang diikuti karena dipercaya. Anies, merumuskan trust (kepercayaan)= kompetensi+integrity
(integritas) +intensity (kedekatan)-self interest (kepentingan individu).
Tiga hal pertama akan menambah kepercayaan tetapi ketika kepentingan individu
ditambahkan maka kepercayaan akan turun.
Pemuda Harus Turun
Tangan
Anies menyampaikan tahun depan bangsa Indonesia akan
menghadapi pemilu 2014, saat ini memang ada pemuda yang bermasaah, tetapi masih
ada pemuda yang lain yang lebih baik. Namun, pemuda yang lain tidak ikut turun
tangan hanya ikut angan. Pemuda tahun
depan harus ikut turun tangan, dan jangan diam, dan apabila tidak ikut turun
tangan maka jangan berkomentar dalam twitter. Sekarang orang baik yang ingin
maju tidak punya teman, karena orang
yang lain yang baik memilih diam saja. Jika hanya pemuda hanya menonton dan
berdiskusi jangan harap perubahan dalam politik sebuah bangsa. Anies menantang untuk
pemuda, untuk ikut turun tangan. Untuk menjadi pemimpin, pemuda Indonesia harus
ikut memilih turun tangan dan berjuang.
Sebagai penutup, Moderator Edy Darmoyo menegaskan “kita
telah mendapat sebuah nutrisi semangat untuk menerima tantangan, seperti dalam kondisi sejarah yang dihadapakan
permasalahan, maka pilihannya adalah dua, diam atau turun tangan?”, serentak
peserta menjawab “ikut turun tangan”.
Moderator menegaskan untuk turun tangan maka pemuda harus merapatkan
barisan, dan jangan diam.
Acara seminar ditutup pada pukul 12.30. Penutupan diisi
dengan penyerahan kenang-kenangan kepada narasumber, dan para peserta langsung
menyerbu Anis untuk ikut foto bersama. (NR)
Anies Baswedan (kanan), Ketua Panitia
Seminar (Kiri) dan Peserta Seminar Kepemudaan HMI Cabang Semarang
0 komentar:
Posting Komentar