Oleh: Beta Wijaya (Komisariat FPBS Universitas PGRI Semarang)
Sekarang
ini untuk mengkader mahasiswa bukanlah hal mudah. Memang sangat sulit
menghadapi mahasiswa sekarang ini. Walaupun pada era setelah reformasi
ini begitu demokratis namun hal ini sama sekali tidak memperkuat jiwa
kekritisan seorang mahasiswa. Mereka acuh tak acuh menghadapi kebobrokan
bumi pertiwi ini, hal ini mungkin di karenakan mereka sudah teracuni
oleh era globalisasi ini yang membuat mahasiswa menjadi terlena dan
kolot.
Padahal
pada zaman era orde baru seluruh mahasiswa se-Indonesia bersatu padu
merebut demokrasi untuk pembebasan otoriter ini, demi untuk kemajuan
tanah air tercinta ini dari kekangan sang otoriter dan kroni-kroninya,
dan khususnya untuk kebebasan berdemokrasi oleh seluruh rakyat, padahal
pada dasarnya pemerintah itu bekerja hanya untuk rakyat. Mengenai
kebobrokan mahasiswa sekarang ini membuat si penjajah negeri sendiri
menjadi merajalela
Dalam
usaha mengembalikan jati diri mahasiswa HMI (Himpunan Mahasiswa Islam)
turut berupaya didalamnya. Salah satunya dengan melalui
kegiatan-kegiatan, Misalnya diskusi- diskusi intelektual dan kegiatan
social. Pada realitas sekarang mahasiswa masih banyak yang kolot
sehingga mereka malas dalam berkegiatan apalagi diajak untuk aktif dalam
kegiatan ber HMI sehingga dibutuhkan strategi-strategi khusus dalam
usaha merekrutnya. “Dalam perkaderan HMI ini, pengkader mempunyai suatu
upaya-upaya yang salah satunya adalah pendekatan secara personal yaitu
dengan cara mengajak melalui hobi-hobi atau minat sasaran yang akan
dijadikan kader ’’ ujar, Hasan Fuadi (21) Ketua KPC (Korp Pengkader
Cabang).
Selain
itu beliau juga menegaskan selain melalui pendekatan personal seorang
pengader harus memiliki suatu inovasi dalam hal upaya perkaderan di era
sekarang ini. Salah satunya dengan memanfaatkan dunia maya ini yang
sangat mudah sekali diakses dimanapun dan kapanpun. Hal ini memudahkan
untuk mencari kader-kader penerus generasi dengan melalui pendekatan di
jejaring social misal facebook, twitter dan lain sebagainya. Ini sangat
memungkinkan karena dunia maya bukanlah dunia bawah mimpi lagi, namun
dunia maya sudah membaur dengan dunia nyata, bahkan sekarang itu adalah
kebutuhan bagi penghuni dunia nyata saat ini.
Mengenai
kesulitan pencarian kader pada jaman kolot sekarang ini membuat
mahasiswa menjadi berpikiran kolot, hal ini memanglah sangat sulit
memperangi jiwa kekolotan mereka oleh karena itu harus selalu berinovasi
dalam strategi perkaderan ini memanglah bijak dilakukan demi
keberlangsungan dan loyalitas HMI. Namun walau hanya ada 1 atau 2
kaderpun itu tak masalah, asal mereka tetap kritis dan selalu berjuang
demi HMI dan terutama demi bumi pertiwi yang jaya ini.
*Tulisan dimuat dalam Majalah Ber-SUARA LAPMI Cabang Semarang Edisi XXVII Maret 2014M/1435 H
Info & Berlangganan : 085640281855
0 komentar:
Posting Komentar