Semarang, 02, November 2009. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Semarang bersama sejumlah Aktifis CICAK di Jawa Tengah menggelar aksi dukungan terhadap KPK. Aksi puluhan aktifis dilakukan dengan tutup mulut. Aksi tutup mulut tersebut dilakukan berkaitan dengan penyikapan terhadap dua penahanan pimpinan KPK non aktif Bibit Samad Riyanto dan Chandra M. Hamzah yang tak jelas status hukumnya.
Aksi dilakukan dengan bergandengan tangan memanjang mengintari Bundaran Videotron Air Mancur di jalan Pahlawan Semarang. Kemudian dilanjut berjalan bersama menuju Kantor POLDA Jawa Tengah dengan menaburkan bunga disepanjang jalan yang dilalaui sebagai bentuk keprihatinan terhadap kasus polemik antara POLRI dan KPK yang tak kunjung usai.
Sambil membagikan pita hitam sebagai simbol bentuk berkabung sebagai dukungan. Kepada pengguna jalan beberapa massa aksi juga melakukan pengikatan pita langsung ke lengan tangan kepada beberapa pejalan kaki yang melintasi jalan Pahlawan.
Menurut Ketua Umum HMI Cabang Semarang, Agus Thohir, Aksii tersebut dilakukan bersama-sama untuk membuktikan bahwa HMI sebagai bagian dari masyarakat. HMI harus turut mengawal, mendukung dan menuntut pembebasan atas penahanan dua penahanan pimpinan KPK Non aktif Bibit Samad Riyanto dan Chandra M. Hamzah dari segala tuntutan.
Dia juga menambahkan untuk segera hentikan segala bentuk kriminalisasi terhadap KPK oleh POLRI. Bahkan kalau bisa KPK sebagai lembaga independen yang ada di Indonesia harus didukung dan dikuatkan untuk bisa memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya tanpa pandang bulu. Bukan malah dikebiri dalam menjalankan perannya. Ini bisa menjadi ancaman serius bagi demokrasi indonesia.
Dalam penjelasan lebih lanjut, Thohir menegaskan harusnya presiden berani segera mengambil sikap dengan mereformasi undang-undang kepolisian sehingga terbentuk polisi sipil yang akuntabel dan kredibel. Bahkan ia menambahkan pimpinan POLRI harus lebih tanggap dengan rasa keadilan yang mengalir dimasyarakat dan terusik akibat kasus kriminalisasi KPK. Kalau perlu bagi mereka yang terlibat dalam rekayasa kriminalisasi terhadap KPK harus dinonaktifkan bahkan dipecat.
“Bila ini dibiarkan terus tanpa akhir tidak jelas jeluntrungnya, maka bisa dipastikan kedepan korupsi menjamur dan kredibilitas lembaga kepolisian akan hancur apabila polisi tidak segera mengambil langkah cepat dan tepat untuk damage control. Oknum korup bila tidak dieksekusi maka lama kelamaan akan merajalela sehingga demokrasi akan terancam. Karena mereka yang berduit bisa membeli kebijakan dan kekuasaan” tandasnya.
Aksi tersebut diakhiri dengan menaburi bunga didepan kantor POLDA. Massa aksi langsung berjalan lagi menuju patung kuda Dipenegoro UNDIP pleburan dan Setelah itu membubarkan diri.n
Muhammad Hanafi (Direktur LAPMI HMI Cabang Semarang)
0 komentar:
Posting Komentar