Oleh: Muh.
Arba’in Mahmud
(Pelaku
wacana ekofemina di Ternate, Maluku Utara. Manta Ketua KP Cab. Purwokerto,
hingga sekarang masih berkomunikasi dengan kader HMI (MPO) Cab. Ternate)
perempuanku di pentas
politik
(15 April)
(15 April)
selamat berjuang perempuanku
jangan kau sekadar penggenap quota
lawan tiran maskulinitas di dalam wadahmu
sebelum memikat hati para daulat suara
vox populi vox dei....ingat sayang!
kalau kau berharap suara para hamba, berhibalah pada Sang Tuan
kalau kau ingin buah, mintalah pakTani....jangan mencuri
aku merestumu, kuyakin Kekasih pun meridhoimu
selamat berjuang perempuanku
meski kau tak bermodal pundi,
feminitas polah-politikmu ditunggu anak negeri
integritas-gairah sosialmu dielu para kawula
bismillah!
mencintai pagi tanpa remunerasi....
(10 April)
Tuhan,
kucintai pagi ini meski sepi
kuhampiri mentari tanpa janji
kukayuh kaki menjemput rizki
Tuhan,
kusapa pagi ini meski diam
kutanggalkan keraguan syak wasangka
kuteguhkan keyakinan untuk berkarya
Tuhan,
kuhadapi pagi ini meski dingin
kuusap ubun kaki dengan embun
kucium Ibu bumi dalam keyakinan
Tuhan,
kucintai pagi tanpa remunerasi
tanpa ketakutan dan ketergesaan
menjalani aliran mata air kehidupan
di rumah, di kantor, di posko,
di kamp, di sawah, di jalan,
di ....
Tuhan,
kucintai pagi ini meski sepi
kuhampiri mentari tanpa janji
kukayuh kaki menjemput rizki
Tuhan,
kusapa pagi ini meski diam
kutanggalkan keraguan syak wasangka
kuteguhkan keyakinan untuk berkarya
Tuhan,
kuhadapi pagi ini meski dingin
kuusap ubun kaki dengan embun
kucium Ibu bumi dalam keyakinan
Tuhan,
kucintai pagi tanpa remunerasi
tanpa ketakutan dan ketergesaan
menjalani aliran mata air kehidupan
di rumah, di kantor, di posko,
di kamp, di sawah, di jalan,
di ....
selamat merayakan hariMu, perempuanKu...
(8 Maret)
engkau masih kuharap menjaga tegaknya peradaban yang terakad
mari susui-urapi buah hati kita, agar mereka kembang tumbuh
mewarnai pelataran taman Eden kita
maafkan, atas cermin yang kemarin retak kauremas
maafkan, atas airmata yang kemarin tertitik kuperas
maafkan, atas daun pintu yang kemarin penyok kita hantam
mari kita gencatan :
agar cinta terus bersenyawa
agar hati kian membumi
agar kasih kan mengudara
perempuanku, kinasihKu
aku cinta padaMu :
siyem, sumiyem, nur, mae, drupadi,
manna-salwa, meyti, ...
khad, aisya, eva, suci, jocasta, zulaikha, ...
... mmmuah!
Tuhan, terimakasih ….
(5 Feb)
Tuhan...
terimakasih, Engkau titipkan aku pada seorang Ibu 'galak'
terimakasih, Engkau paruhkan aku dengan kekasih 'galak'
terimakasih, Engkau hiaskan aku dengan buah hati 'galak'
terimakasih, Engkau jelmakan waskatMu pada mereka atasku....
hingga aku takkuasa mengerat sumber daya tanpa hak,
hingga aku takmampu berjalan ke lembah hitam,
hingga aku tak berkutik mencuri kesempatan haram,
hingga aku takkuasa wicara makian kecuali memujiMu
terimakasih....
semoga, semua itu tak merampas selempangMu
kuyakin, Engkau menggantinya dengan kelembutan para bidadari (kalau aku harus ke Taman Eden), di bawah tatapMu.
pun kuyakin, Engkau menggantinya dengan kehangatan api biru
(kalau pun aku harus ke Taman Api), di bawah ridhoMu.
Tuhan, sungguh 'galak' pun anasir maskulinitasMu:
layaknya Kausediakan siksa, uji, coba
Namun, sungguh di balik itu ada feminitasMu: kelembutan, hikmah, rahmat, ....
Tuhan, terimakasih... Engkau galak!
hingga aku sekadar...Mu.
terimakasih, Engkau titipkan aku pada seorang Ibu 'galak'
terimakasih, Engkau paruhkan aku dengan kekasih 'galak'
terimakasih, Engkau hiaskan aku dengan buah hati 'galak'
terimakasih, Engkau jelmakan waskatMu pada mereka atasku....
hingga aku takkuasa mengerat sumber daya tanpa hak,
hingga aku takmampu berjalan ke lembah hitam,
hingga aku tak berkutik mencuri kesempatan haram,
hingga aku takkuasa wicara makian kecuali memujiMu
terimakasih....
semoga, semua itu tak merampas selempangMu
kuyakin, Engkau menggantinya dengan kelembutan para bidadari (kalau aku harus ke Taman Eden), di bawah tatapMu.
pun kuyakin, Engkau menggantinya dengan kehangatan api biru
(kalau pun aku harus ke Taman Api), di bawah ridhoMu.
Tuhan, sungguh 'galak' pun anasir maskulinitasMu:
layaknya Kausediakan siksa, uji, coba
Namun, sungguh di balik itu ada feminitasMu: kelembutan, hikmah, rahmat, ....
Tuhan, terimakasih... Engkau galak!
hingga aku sekadar...Mu.
Obituari
untuk Antareja dari Antasena
(Catatan 9 Juli 2013)
(Catatan 9 Juli 2013)
Le... Innalillahi wa inna ilaihi raji'un
aku ikhlaskan kepergianmu Boss...
jalani sirathmu, biarlah cerita liar kita
menjadi kenangan dalam doa
Le....
aku kini makin dekat denganmu,
di titikan air mataku, di sungkuran sujudku,
di pejaman nitraku, aku sisipkan mantra untukmu:
"allahummaghfirlahu warhamhu wa'aafuhu wa'fu'anhu..."
Le....
selamat meninggal Boss....
kami kenang prestasi jariyahmu,
kami halalkan kemanusiaanmu
kami ridha : innalillahi wa inna ilaihi raji'un
Le...
Jangan kuatirkan rama-biyung, garwa pun buah hatimu
empat Pandawa - Drupadi masih eksis menjaga
tentunya atas restu - ridho Sang Hyang
semoga kita bertemu & bercengkerama di Taman Eden
Hu...Hu...Hu...
terima sholat kami,
terima ibadah kami,
terima kehidupan kami, pun...
terima kematian kami
Hu...Hu...Hu...
Le....
Boss....
aku cinta kau, karenaNya
maka, aku rela temu - pisah dengan kau, karenaNya
Le....
kau hampir tuntaskan mantra ajaran ibu kita:
bismika allahumma ahya wa amuut
Selamat Boss!
Bismillah!
Jamu untuk Kaum Muda
(21 Juni
2013)
buat kawan - kawan mahasiswa,
teruslah bergolak, suarakan independensimu
tolaklah penaikan harga BBM, lawanlah kuasa kaum tiran
kami, mantan mahasiswa, hanya turut mendoa - menjaga hati
kami tak menyesali masa lalu...ketika berlaku sepertimu
kami tak mengingkari idealita cita dulu...ketika sekarang begini
kami tengah melawan dengan cara bumi :
nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake
sugih tanpa bandha, oposisi dengan nurani
jadilah Musa, oposisi abadi meski gagap
jadilah Maria, penjaga kesucian diri meski sendiri
jadilah punggawa rakyat jelata melawan angkara
sungguh, vox populi vox dei...suara rakyat suara Tuhan
maka, Tuhan akan turunkan makan-minum langit : manna w salwa
biar Tuhan yang mencukupi hidupmu,
tanpa harus menggadaikan diri di wadah biro-kerat
tanpa harus menceburkan diri di kubangan politik
(ingat pesan simbah : aja cedhak kebo gupak...
isih dadi mahasiswa aja cedhak partai politik...)
maju terus pantang mundur,
perjuangan ini bukan menang - kalah, naik - turun
karena hakim kehidupan bukan di tangan penguasa, sesama
cukup Tuhan yang saksikan... cukup rakyat yang rasakan
Bismillah! Dengan asma yang mahaRakyat... berjuanglah!
dari dayung turun ke
gayung
(untuk Leni H*)
negara hampir
lupa pada prestasi anak negeri
aparat sibuk
mengerat sumber daya
pemimpin
lelap dalam mimpi
ibu
itu...perempuan itu,
kini buruh
membasuh dengan peluh
mencuci
membersihkan noda kelambu
yang kian
menutupi nurani nagari
ibu anakku...
perempuanku;
biar negara -
aparat - pemimpin kilap
teruslah
berharap sayang, berdoa sandarkan jiwa
sejatinya
Tuhan tak tutup mata
Gusti ora sare, Sang Hyang masih sayang;
pun kami,
sekadar lelakimu... ayah dari buahmu
anggaplah,
dengan gayungmu kini
kautengah
mendayung arungi sirath kehidupan
yang berujung
di telaga asa.
kami:
lelakimu kan turut menyandingmu
dengan
cintaNya.
* Atlit dayung nasional yang terpuruk menjadi buruh cuci di
usia tuanya
0 komentar:
Posting Komentar