This is default featured slide 1 title

Majalah Bersuara LAPMI Cabang Semarang

This is default featured slide 2 title

Foto Majalah Bersuara LAPMI Cabang Semarang

This is default featured slide 3 title

Majalah Bersuara LAPMI Cabang Semarang

This is default featured slide 4 title

Majalah Bersuara LAPMI Cabang Semarang

This is default featured slide 5 title

Majalah Bersuara LAPMI Cabang Semarang

Sabtu, 08 Desember 2012

TITIK NADIR KU........

Semula ku riang membahana dalam tiap tetesan peluhku.....
Semula ku merasa ceria dalam keseharianku....
Hingga suatu masa ku rasakann SEOLAH SENYUM ku menjauh dari bibirku
dan Uluran tangan SEMUA SAHABAT teman dan SAUDARA ku terasa SULIT vku GAPAI..
YA ALLAH inilah yang namanya kesendirian....
 Atau kah ini yang dimaksud dengan KETERPURUKAN...
YA ROBBI kapan ku akan mendapatkan senyum ku kembali...
dan kapan ku kan mendapatkan pelukan dari orang-orang yang ku kasihi....lagi
Semoga kesehatan dan umur ini Engkau PANJANGKAN....
Sampai GURATAN senyum ini kan tetap ada dalam kesendirian dan keterpurukan.....


PEKALONGAN 08-12-2012
Nirwan D'Ghost_Love

MENAPAK TILAS PERJALANAN SUFI DI INDONESIA


Dari berbagai informasi yang ada ternyata perkembangan sufi di Indonesia sangatlah menarik dan patut di ulas....


Foto dari Dokumentasi Perpustakaan MEKKAH, tentang 4 orang
Waliyullah dan Ulama Besar Indonesia yang menuntut ilmu agama di MEKKAH
sedang membaca kitab, yaitu :

1. SYEKH ABDUSSAMAD AL-PALEMBANI (SUMATERA)
2. SYEKH MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI (KALIMANTAN)
3. SYEKH ABDUL WAHAB BUGIS (SULAWESI)
4. SYEKH ABDURRAHMAN MASHRI (TANAH JAWA)

Kitab karya Syekh Muhammad Arsyad yang paling terkenal ialah Kitab Sabilal Muhtadin, atau selengkapnya adalah Kitab Sabilal Muhtadin lit-tafaqquh fi amriddin, yang artinya dalam adalah "Jalan bagi orang-orang yang mendapat petunjuk untuk mendalami urusan-urusan agama". Syekh Muhammad Arsyad telah menulis untuk keperluan pengajaran serta pendidikan, beberapa kitab serta risalah lainnya, diantaranya ialah:

* Kitab Ushuluddin yang biasa disebut Kitab Sifat Duapuluh,
* Kitab Tuhfatur Raghibin, yaitu kitab yang membahas soal-soal itikad serta perbuatan yang sesat,
* Kitab Nuqtatul Ajlan, yaitu kitab tentang wanita serta tertib suami-isteri,
* Kitabul Fara-idl, semacam hukum-perdata.
Dari beberapa risalahnya dan beberapa pelajaran penting yang langsung diajarkannya, oleh murid-muridnya kemudian dihimpun dan menjadi semacam Kitab Hukum Syarat, yaitu tentang syarat syahadat, sembahyang, bersuci, puasa dan yang berhubungan dengan itu, dan untuk mana biasa disebut Kitab Parukunan. Sedangkan mengenai bidang Tasawuf, ia juga menuliskan pikiran-pikirannya dalam Kitab Kanzul-Makrifah.

Di Antara kitab karangan Sheikh Abdush Shamad al-Falimbani
1. Zahratul Murid fi Bayani Kalimatit Tauhid, 1178 H/1764 M.
2. Risalah Pada Menyatakan Sebab Yang Diharamkan Bagi Nikah, 1179 H/1765 M.
3. Hidayatus Salikin fi Suluki MaslakilMuttaqin, 1192 H/1778 M.
4. Siyarus Salikin ila ‘Ibadati Rabbil ‘Alamin, 1194 H/1780 M-1203 H/1788 M.
5. Al-‘Urwatul Wutsqa wa Silsiltu Waliyil Atqa.
6. Ratib Sheikh ‘Abdus Shamad al-Falimbani.
7. Nashihatul Muslimina wa Tazkiratul Mu’minina fi Fadhailil Jihadi wa Karaamatil Mujtahidina fi Sabilillah.
8. Ar-Risalatu fi Kaifiyatir Ratib Lailatil Jum’ah
9. Mulhiqun fi Bayani Fawaidin Nafi’ah fi Jihadi fi Sabilillah
10. Zatul Muttaqin fi Tauhidi Rabbil ‘Alamin
11. ‘Ilmut Tasawuf
12. Mulkhishut Tuhbatil Mafdhah minar Rahmatil Mahdah ‘Alaihis Shalatu was Salam
13. Kitab Mi’raj, 1201 H/1786 M.
14. Anisul Muttaqin
15. Puisi Kemenangan Kedah.


Guru Sufi Revolusioner
Bapak Muhammad Zuhri (beliau keberatan dipanggil Kiai) adalah seorang Guru Sufi dari sebuah desa kecil bernama Sekarjalak di Pati, Jawa Tengah, Indonesia. Ia dikenal di lingkungannya dengan panggilan akrab Pak Muh. Beliau tidak seperti kebanyakan Sufi-sufi lain, karena tidak berasal dari Tarekat manapun dan juga tidak berniat untuk mendirikan sebuah Tarekat baru. Seorang ilmuwan pernah memanggilnya dengan sebutan Sufi Revolusioner, dikarenakan pemikiran-pemikirannya yang revolusioner tentang Tasawuf (Sufisme).
 
Konsep dasar Tasawuf Pak Muh adalah sintesa dari Kenabian Musa AS dan Kenabian Isa AS yang berwujud Kenabian Muhammad SAW (Shallallahu Alaihi Wassalam). Aktualisasinya berupa kreatifitas yang positif (amal shalih) yang merupakan eksistensi manusia menurut ajaran Islam (lihat Surat Al Kahfi ayat 110 dalam Al Quran). Amal shalih disini merupakan pertemuan antara makhluk dengan Sang Pencipta, maka di dalam amal shalihnya-lah letak ‘transedensi spiritual’ ummat Islam (pengikut Nabi Muhammad SAW). Informasi lebih lanjut mengenai ajaran Pak Muh dapat diperoleh dari tulisan dan puisinya di berbagai buku dan media massa.
Banyak pendahulunya yang mempraktekkan penyucian diri dengan cara ekstrim, yaitu uzlah dan khalwat (Sufi Isa-is). Sedangkan Pak Muh dalam penyucian diri dengan cara beraktualisasi diri dalam kehidupan lewat kreativitas yang dapat mengembangkan ummat pada zamannya (Sufi Muhammad-is).

Riwayat Hidup
Pak Muh dilahirkan di Kudus, Jawa Tengah, pada bulan Desember 1939. Beliau beserta keluarganya selanjutnya pindah ke Pati, dan menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Guru Bantu (SGB) di sana. Tahun 1957 hingga 1964, beliau menjadi guru Sekolah Dasar. Di masa itu beliau mulai bergabung dengan organisasi Muhammadiyah dan turut aktif di dalamnya. Setelah mengundurkan diri sebagai guru SD, beliau mencoba mengembangkan bakatnya dalam seni lukis. Pilihan menjadi pelukis membuatnya merantau ke Semarang dan kemudian ke Jakarta. Di Jakarta, beliau bertemu dengan seorang nenek sihir yang berusaha untuk membunuhnya. Akhirnya sebuah doa yang berasal dari Sufi zaman silam mampu menolongnya mengalahkan penyihir tersebut. Pertemuan tersebut memberikan beliau pengalaman mistisnya yang pertama. Namun perjalanannya dalam menggeluti Jalan Sufi berlanjut terus, dan mengantarkannya ke beberapa Guru Sufi. Salah satu di antaranya adalah Kiai Hamid dari Pasuruan, seorang Wali (Guru Sufi Tingkat Tinggi) pada zamannya, yang melantik beliau menjadi seorang Guru Sufi.
Pak Muh menikah pada tahun 1961, dan dikaruniai dua putra, tiga putri (putri keempat meninggal dalam kecelakaan lalu lintas), ditambah sebelas cucu. Kini beliau hidup bahagia bersama keluarganya di desa Sekarjalak, Pati. Di rumah, beliau membentuk halaqah kecil (forum diskusi Tasawuf) yang diberi nama Pesantren Budaya Barzakh, yang mengadakan pengajian dua minggu sekali. Setiap bulan beliau juga mengunjungi murid-muridnya di Jakarta dan Bandung. Kebanyakan dari mereka adalah intelektual muda yang sudah menganggapnya sebagai Bapak sendiri.  Murid-murid beliau di Jakarta membentuk sebuah organisasi sosial Islam bernama Yayasan Barzakh, dan yang di Bandung membentuk forum kesenian Islam bernama Keluarga Budaya Barzakh.
Pak Muh di tengahkeluarga.
 
Kegiatan Sehari-hari
Aktivitas keseharian di rumahnya yang mungil adalah menerima dan melayani tamu-tamu dari berbagai pelosok desa dan penjuru kota, yang datang untuk meminta nasehat atau pertolongan spiritual darinya untuk mengatasi berbagai masalah pribadi, keluarga atau sosial mereka. Selain itu beliau juga kerap menawarkan konsep berkehidupan berdasarkan pandangan kesufiannya.
Pak Muh tidak berani menolak setiap tamu yang datang, baik tamu orang baik-baik maupun dari golongan orang tidak baik. Karena beliau menyadari siapa dibalik tamu-tamu tersebut, yaitu wujud Allah yang hadir, yang mengirimkan mereka kepada Pak Muh agar mengarahkan mereka ke jalan yang benar
Sebuah contoh ekstrim dari sekian banyak ragam tamunya adalah sekelompok WTS yang datang kepadanya untuk meminta penglarisan. Setelah lama berbincang-bincang, ternyata mereka terjun ke dunia hitam karena terjepit keadaan dan tidak ingin selamanya menekuni profesi tersebut dan juga ingin seperti wanita biasa yang bersuami dan berumah tangga baik-baik. Diakhir perjumpaan Pak Muh memberikan mereka sepotong kertas berisi doa yang harus dibawa setiap saat, dengan harapan doa itu membuat mereka cepat diambil istri oleh pria baik-baik, bukan sebagai penglaris. Alhamdulillah, dengan menggunakan taktik tersebut banyak WTS yang datang ke Pak Muh akhirnya mendapatkan jodoh dan kemudian berhenti melacur. Pak Muh tidak menolak kedatangan para pelacur tersebut, karena beliau sadar bahwa di balik kedatangan mereka terdapat perintah Allah untuk mengarahkan mereka kembali ke jalan yang benar.

Pak Muh juga dikenal mempunyai kemampuan spiritual untuk menyembuhkan berbagai penyakit dengan menggunakan metoda Sufi Healing (Penyembuhan Sufis). Selama 20 tahun terakhir, beliau banyak menyembuhkan pasien yang datang dari berbagai daerah. Bahkan beberapa pasien dapat sembuh hanya dengan menuruti petunjuk yang diberikan olehnya melalui surat-menyurat, tanpa tatap muka. Kanker, leukemia, lumpuh, impotensi, dan bermacam jenis penyakit telah dapat disembuhkannya. Mulai tahun 1996, Pak Muh juga telah menerima pasien penderita HIV atau AIDS untuk dirawat, bekerja sama dengan Yayasan Barzakh dalam manajemennya.
 

Selasa, 21 Agustus 2012

Menemukan Idul Fitri


Allahu Akbar…
Allahu Akbar…
Allahu Akbar...
Laa Ilaa ha Ilallah hu Allahu Akbar...
Allahu Akbar  Walillah Ilham.

Di saat  gema takbir berkumandang,
Orang bergembira merayakan kemenangan,
Tapi sejenak mari kita renungkan dengan pikiran terbuka,
Tanyakan pada diri,
Kita menang dari apa?
Siapa musuh kita, lalu siapa yang dikalahkan?
Kita kadang tersungkur oleh ego
Tak mengerti sesungguhnya arti kemenangan ini

Jujurlah
Tanyakan pada diri
Apakah kita menang!
Kapan kita berperang
Kalau kita tidak berjuang
Kenapa kita mengharapkan kemenangan
Semoga kita menegur diri
Mengerti sejatinya akan kemenangan yang kita ikut rayakan
Sejenak bergembira untuk bersinggah dengan tradisi

Mari kita menangkan Idul Fitri
Dengan bersama-NYA
Agar mendapat rahmat dan maghfirah

Jangan bilang kita sudah Idul Fitri
Bila kita masih jauh dari-Nya
Bila kita masih belum menemukan-NYA
Jangan bilang kita mendapat kemulian
Sebelum kita saling memuliakan sesama

Bukalah hati dengan menjadi hamba
Kita bukan siapa-siapa dihadapan-NYA
Kita adalah ciptaan-Nya
Asalnya tidak ada menjadi ada
Merendahlah
Menangislah

Apa arti memaafkan kalau kita esok masih menyakiti
Apa arti kembali kalau kita tidak mau menyadari diri

Kenalilah dirimu di hari nan fitri ini
Membuka jiwa menjadi sejati
Dengan asma akbar dan suci
Semoga kita mampu menemukan Idul Fitri
Kembali dengan kemenangan hingga kita menjadi berarti

Rabu, 08 Februari 2012

Menjaga Tunggal Genus Beragam Spesies HMI

Oleh : Lukman Wibowo
Catatan : Artikel ini telah dimuat di Koran WAWASAN, 4 Februari 2012
Source : www.koranwawasan.com

Ibarat pohon, HMI adalah pohon yang berbuah. Hukum alam yang sulit dihindarinya adalah, dari buah tersebut, selain pasti ada yang matang ranum, rusak oleh hama, jatuh sebelum masak, dan pasti pula ada yang busuk lantaran faktor tertentu. Itu lumrah. Persoalannya, berapakah persentase buah yang berkualitas baik dan berkualitas buruk? Jika persentasenya imbang, maka pohon itu bermasalah. Jika lebih banyak yang berkualitas buruk, maka pohon itu amat-sangat bermasalah. Jawaban terbaiknya, tentu HMI harus diposisikan sebagai pohon industri. Artinya, HMI mestilah menghasilkan buah kader yang layak jual di masyarakat.
Tentu HMI tak sama dengan sebuah pohon. Ini hanya analogi. Sebagaimana diketahui, dalam analogi, kemiripan yang dikembangkan terbagi menjadi dua: physei (mirip realitas) dan thesei (tidak mirip realitas). HMI dan pohon ada pada konteks physei. Dari physei—seperti yang disarankan Plato—analoginya dapat dipindahkan ke dalam thesei. Ini berarti, logika perkaderan HMI, dari physei pohon, dapat dimasukkan ke struktur lain pada konteks yang lebih bebas.

Keterikatan Genus, Kebebasan Spesies
Berpindah ke klasifikasi ilmiah biologi, struktur tertingginya adalah kingdom (kerajaan) dan diferensiasi yang paling bawah disebut genus lalu species. Jika Islam adalah kingdom, maka HMI adalah salah satu genus turunannya. Layaknya genus yang tidak bersifat spesifik, HMI eksis sebagai organisasi yang plural. Kepada individu kader yang ada di dalamlah, logika spesies bisa dinisbatkan.
Di HMI, kader-kader fundamentalis tumbuh, namun bukan berarti tak ada kader yang berpikiran inklusif dan liberal. Sebagian penganut sunni, sebagian berlatar belakang syiah. Sebagian pengagum sistem demokrasi, sebagian lain telah menyiapkan peti mati untuk demokrasi. Wacana syariat Islam berada dalam debat yang sengit. Sekularisasi didukung sekaligus ditentang. Cara pandang spesies-spesies ini terlihat saling berbeda, tapi sesungguhnya seragam dalam esensi tujuan. Sunni maupun syiah semata sekadar mazhab, jalan, dan metodologi berfikih. Demokrasi, syariat Islam, maupun sekularisasi—bagi kader HMI—cuma sekadar alat, bukan tujuan. Utamanya, tatkala dari semua alat itu, bisa melahirkan kebajikan bagi semesta. Kesamaan tujuan akhir finalitas, telah meletakkan HMI sebagai genus yang tunggal.
Bagi HMI, politik bukanlah pilihan satu-satunya dalam memperjuangkan nasib umat. Pada saat yang sama, sejumlah kader melirik ke sektor ekonomi, pendidikan, teknologi, maupun seni dan kebudayaan. HMI percaya, peradaban tegak karena ditopang oleh kuatnya tiap sektor kehidupan tersebut. Singkatnya, genus HMI telah melahirkan aneka ragam spesies cara bertindak.
Di sentrum kealumnian, pengembangan individu beserta lahan dakwahnya dapat dijelaskan oleh privasi dan kultur tersendiri. Sebaliknya, kritik pedas atas senior yang gagal memberikan teladan sudah amat sering dilontarkan. Saya “terpaksa melupakan” persoalan ini, lantaran kritikan laksana masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Saya memilih berkonsentrasi dalam basic perkaderan anggota yang masih aktif. Setidaknya, dari perkaderan lapis bawah, HMI masih memiliki harapan.

Rekayasa Kekaderan
Sebagai mantan Sekjen Korp Pengader Nasional (dan dua kali periode terpilih sebagai formateur/ketua umum KPN), perkenankanlah saya mengkritik dan sekaligus memberi masukan terkait problem kekaderan yang selama ini berlangsung. Kesalahan utama dari para pengader HMI ialah menyeragamkan definisi output kader-kadernya. Padahal output, tak bisa dinilai setelah kader mengikuti pelatihan tertinggi dan/atau paska lepas kepengurusan. Kader emas bukanlah unggulan di segala lini. Emas bukanlah unsur terbaik satu-satunya dalam jagat kosmik. Batu, kayu, besi, air, api, dan sebagainya, juga merupakan unsur terbaik sesuai azas kemanfaatannya. Ibarat membangun sebuah rumah, semua unsur (bahan) tersebut sangat berguna. Pengader mesti berdiri sebagai arsitek handal, yang bisa menempatkan semua itu sehingga rumah mampu dibangun dengan baik.
Kedua, kader-kader HMI terlahir dengan karakter yang berbeda satu sama lain. Kekeliruan pengader HMI adalah berupaya mengasah batu menjadi emas, menyerut kayu menjadi besi, menggodok air agar menjadi api. Tindakan mustahil, yang hanya akan melahirkan kekecewaan serta putus asa. Sejauh hukum keniscayaan berlangsung, batu tetaplah batu, kayu tetaplah kayu. Hal terbaik yang bisa dilakukan pengader HMI ialah merekayasa karakter-karakter itu ke dalam suatu kombinasi menurut kebutuhannya. Lalu bagaimanakah rekayasa tersebut dapat dilakukan?
Teori perkembangan manusia, telah merumuskan prinsip dasar yang hingga kini tak terbantahkan, yakni perkembangan manusia ditentukan oleh dua faktor; genotip (bawaan lahiriah) dan fenotip (lingkungan). Masing kader HMI lahir dari genotip dan fenotip yang berbeda. Berita baiknya, meski genotip relatif bersifat destinasi, namun fenotip cenderung lebih plural sehingga manusia bisa merubahnya dalam kadar kemauan dan kemampuannya. Tengoklah Newyork Orcestra yang kesohor itu. Dari personilnya yang berjumlah puluhan orang, ternyata hanya berkisar 5-10% saja dari mereka yang bertalenta musik, selebihnya cuma orang biasa. Tapi mengapa di kemudian waktu, semuanya mampu menjadi maestro dan mahir dalam bermusik? Jawabannya, karena ada fenotip yang memengaruhi, serta adanya kemauan keras mereka dalam belajar. Maka, benarlah nasehat Phytagoras bahwa keberhasilan seseorang ditentukan oleh sepersepuluh (10%) genotip dan sisanya (90%) melalui fase pembelajaran. Dari sinilah pengader HMI dapat mengambil pelajaran untuk melakukan rekayasa kekaderan yang dimaksud itu. Menciptakan fenotip dalam sebuah stereotip tertentu, sehingga mampu merekayasa lahirnya genotip baru yang lebih maju.
Lalu apakah dengan begitu, akhirnya batu dapat dirubah menjadi kayu, besi menjadi emas, dan seterusnya? Tidak! Hukum alam tetap tak ditentang. Namun hukum alam juga tidaklah bersifat absolut. Manusia adalah makhluk kreatif yang bisa memanfaatkan segala peluang terbuka dari perubahan hukum alam. Berbagai unsur dan karakter dapat dikombinasi, diracik, serta diolah hingga menghasilkan satu atau lebih unsur dan karakter baru (senyawa perubahan). Ukir, pahat, dan bentuklah unsur-unsur itu. Kelola, campur, dan posisikan karakter-karakter pada tempatnya sesuai kebutuhan perkaderan.
Arahkan kader-kader HMI ke tempat yang sesuai dengan talentanya. Bangkitkan keinginannya. Asah kemampuannya. Pada saat yang sama, masukkan mereka ke fenotip yang berbeda. Ajari mereka bertemu dengan dunia baru. Kader yang sense ke politik, seyogianya mendalami juga kebudayaan. Vak ekonomi, belajar pula filsafat dan pendidikan. Kader seni, mengenal pula matematika dan logika. Bakat teknik, bukan melulu nongkrong di basis teknologi, melainkan pula berinteraksi dengan ilmu sosial dan sebagainya. Setidaknya, kader HMI bisa menjadi lebih bersifat universal, dan cerdas lantaran ditopang banyak dimensi keilmuan lainnya. Biarkan mereka tumbuh menurut jalur genotipnya, sekaligus benturkan dengan berbagai macam fenotip. Jangan menilai militansi dan intelektualitas secara monolitik. Pun spiritualitas harus dikembangkan, kendati cara (mazhab) berislam mereka berbeda. Spiritual tak selalu diukur dari tingkat vertikal, tapi juga horizontal. Saleh pribadi mesti mewujud ke saleh sosial. Tanamkan benih bijak dalam perbedaan. Perbedaan spesies, namun tetap dalam satu genus karakteristik HMI.
Jatuh bangun adalah proses biasa bagi manusia, demikian pula bagi HMI. Peringatan Milad ke 65—yang jatuh 5 Februari 2012 ini—adalah satu siklus kecil bagi HMI agar dapat menapak kehidupan berikutnya. Di depan selalu ada hambatan dan persoalan. Hadapi semuanya dengan berani. Lagipula tiap kekeliruan yang ada, merupakan suatu proses yang tak mungkin dihindari. Hanya dibutuhkan sedikit kearifan dalam menghadapinya, maka hal tersebut mampu diolah menjadi bentuk kemajuan organisasi.
Membangun itu sulit; dan menjaga apa yang telah dibangun itu jauh lebih sulit.

* Lukman Wibowo

Rabu, 18 Januari 2012

Intermediate Training HMI Cabang Semarang

HMI Cabang Semarang mempunyai hajatan besar dalam konteks perkaderan dan pelatihaan yakni Intermediate Training yang ke 18. Guna memnuhi jenjang pendidikan para kader supaya memiliki integritas dalam diri dan berorganisasi.
Mengusung tema, “ Penguatan Gerakan Transformatif dalam Menjawab Problematika Kemanusiaan Upaya Membangun Bangsa yang Berperadaban”. Hal ini mengisyaratkan adanya kebutuhan pada diri manusia untuk memilih hidupnya selain memenuhi kebutuhan dasar, seseorang harus mampu memiliki nilai-nilai gerakan yang lebih maju.
Intermediate Training ini akan dilangsungkan selama sepuluh hari. Dengan pembicara kalangan akademisi dan praktisi sesuai dengan bidangnya. Acara akan berlangsung pada hari jum'at tanggal 3 Februari hingga 13 Februari 2012. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi; Lutfan (087837081541), Resty (085225437886).
Download File LK, klik here:
  1. Pamflet dan Kisi-Kisi Materi LK 2
  2. Syarat LK 2 dan TOR

Rabu, 04 Januari 2012

LOMBA PENULISAN LAPMI CABANG SEMARANG


Dalam Rangka Menyambut Milad HMI
ke-65 Tahun
Lapmi Cabang Semarang mengadakan
Lomba Penulisan Artikel, Opini & Cerpen

Tema :
HMI dalam Perspektif Modernisasi dan Tantangannya,
Menyongsong Arah Perubahan Dinamika Jaman.

Ketentuan Penulisan:
1.      Menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar
2.      Artikel belum pernah dipublikasikan
3.      Artikel merupakan karya asli
4.      Artikel terdiri dari 5000 s/d 7000 karakter
5.      Diketik pada kertas ukuran A4 dengan margin atas, bawah, kanan  dan kiri : 3 cm. font times new roman dengan ukuran standard 12 pt.
6.      Pemenang akan diumumkan pada tanggal 5 Februari 2012 bertepatan dengan Milad HMI ke-65 tahun.

Persyaratan Peserta:
1.      Berlaku untuk Seluruh Kader HMI Cabang Semarang 
2.      Peserta bersifat perorangan
3.      Setiap peserta diperbolehkan mengirimkan lebih dari 1 karya
4.      Melampirkan biodata lengkap
5.      Artikel yang dilombakan akan dipublikasikan di blog Lapmi cabang Semarang
dan Insya Allah akan dibukukan.

Penyerahan Karya:
1.      Karya paling lambat di kumpulkan selambat-lambatnya tanggal 3 Februari 2012
2.      Karya dikirim melalui email: lapmics@gmail.com / subkhiahmad@gmail.com 
      atau langsung diserahkan kepada pengurus LAPMI Cabang Semarang.

Penghargaan:
* 3 karya Terbaik dari  masing-masing Artikel, Puisi dan Opini akan diberikan Vocher Beasiswa
* Sertifikat lomba penulisan dan hadiah bingkisan menarik.
* Pemberian hadiah pada saat Peringatan Milad HMI ke - 65, pada tanggal 5 Februari 2012

Contact Person:
BeQy : 085640220997/081914544887
Muslimah : 081225491287
Budi S: 08985649788
Rahma: 085640190355
Keterangan lebih lanjut kunjungi :

Diselenggarakan atas kerjasama :
Lapmi cabang Semarang
Lapmi KOM MIPA IKIP PGRI
Lapmi KOM FPBS IKIP PGRI
HMI Cabang Semarang
sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com