Jumat, 21 Maret 2014

SEJARAH SUNAN MURIA* Oleh: K.H. Mastur


Sunan Muria adalah Wali Qutub (Wali Pemimpin Wali) yang lebih memilih mendakwahkan Islam ditempat berbeda dengan wali yang lain yakni di Puncak Gunung Muria. Beragam versi sejarah Sunan Muria mengundang ketertarikan Tim Travelling Journalism (Ekstrainer Peserta Training Jurnalistik Lapmi Cabang Semarang) bersama Tim Redaksi Majalah Bersuara untuk memverifikasi tentang Sejarah Sunan Muria dengan narasumber yang merupakan salah satu Keturunan Sunan yakni Bapak K.H. Mastur (62) Ketua Dewan Pembina Yayasan Masjid Makam Sunan Muria periode 2013-2018 pada 14/1/2014 lalu. Berikut hasil wawancara kami dengan beliau.

Bagaimanakah silsilah Sunan Muria, karena ada beberapa sumber yang mengatakan Sunan Muria adalah keturunan langsung dari Sunan Kalijaga dan versi lain mengatakan Sunan Muria bukan keturunan langsung dari Sunan Kalijaga?
Karena tidak ada referensi yang mendukung atau yang akurat memang perbedaan itu sebagai khazanah saja, untuk silsilah memang seperti pendapat pak Solihin Salam mengatakan Sunan muria adalah bin sunan Ngudung dan beberapa versi mengatakan bin sunan Kalijaga. Kalau menurut kepercayaan saya, meskipun apapun yang terjadi saya tetap percaya asal itu dibuktikan dengan pendekatan yang ilmiah, mungkin sampai genealogi nanti insyaallah akan percaya, tetapi kalau di sini ada silsilah bin Sayyid Karomat dan Nyi Ageng Maloka itu ada tertulis dulu di dinding makam dan sekarang disimpan sebagai kekayaan sejarah.

Sunan Muria dikenal dengan nama Umar Said, apakah juga ada versi lain?
Umar Said memang nama Sunan Muria dan memang tidak terbantahkan, tidak ada versi lain. Ada sumber yang mengatakan Umar Said memang asli bermukim di puncak gunung Muria meskipun bukan penduduk asli Muria, kemudian mengajarkan agama Islam di puncak Gunung Muria, sampai sekitar Pati, Juwana, Rembang dan sebagainya maka beliau terkenal dengan Sunan Muria, sedangkan Muria sendiri adalah nama sebuah gunung. Beliau Umar Said dinisbatkan untuk bermukim di puncak gunung Muria.

Apakah ada bukti keberadaan sunan Muria di Gunung Muria baik dari cerita rakyat, pelaku sejarah, atau petilasan-petilasan yang ditinggalkan oleh beliau tentang tahun kelahiran Sunan Muria?
Tidak ada artefak yang menunjukkan kapan Sunan Muria lahir. Sampai sekarang para penulis buku ketika masuk di waktu kelahiran  sunan Muria berhenti karena tidak ada catatan hanya ada beberapa tulisan  purba yang ditemukan di bekas masjid yang menunjukkan sekitar tahun 1660-an dan diperkirakan merupakan bagian dari renovasi masjid waktu itu. Jadi menurut saya beliau hidup pada abad 15-16 berdasarkan legenda yang berkembang di sekitar masyarakat Muria serta ketika masih muda saya pernah bertemu dengan tokoh atau sesepuh yang bernama Mbah Ismail Tunggoyono juga keturunan dari Mbah Sunan Muria. Saya pernah diceritakan bagaimana kronologi jalannya Sunan Muria sampai ke Gunung Muria bahwa Sunan Muria bukan asli penduduk Gunung Muria dan mempunyai Istri benama Raden Ayu Sujinah yang merupakan adiknya Sunan Kudus. Raden Ayu Sujinah adalah anaknya Sunan Ngudung tetapi ada juga yang mengatakan Sunan Murialah yang anaknya Sunan Ngudung. Jadi kalau memang benar, berarti Sunan Muria itu adalah anak menantu dari Sunan Ngudung. Sunan Muria datang ke Gunung Muria yang waktu itu belum ada pemukiman atau pedesaan yang ada hanya hutan. Ada beberapa versi yang mengatakan Sunan Muria datang dengan membawa Kerbau dan berhenti duduk di daerah Petoko (tempat yang agak tinggi), 6 km sebelah selatan Makam Sunan Muria untuk mendirikan masjid di sana tetapi akhirnya tidak jadi karena melihat tempat yang lebih tinggi di daerah Colo. Ada juga versi mengatakan kerbau itu berhenti di daerah Petoko hanya sejenak, belum sempat mendirikan masjid kerbau sudah bergerak menuju ke daerah Colo dan merumput di sini sampai selanjutnya lahan atau tanah untuk merumput menjadi tanah kesunanan milik Sunan Muria untuk mendirikan Masjid.

Apakah ada keterkaitan dengan hal-hal yang Mistis dalam pendirian Masjid seperti misalnya Kisah Sunan Kalijaga di Gua Kreo yang mencari Kayu Jati untuk dibawa ke Demak Bintoro tetapi terhalang oleh dua bukit kemudian segerombolan kera-kera tertarik dan berkeinginan untuk membatu?
Memang menurut legenda sering digambarkan seperti itu untuk pendirian masjid di Gunung Muria tetapi hal ini bukan mistis yang tidak masuk akal, bahkan sebelum mendirikan masjid Sunan Muria sudah diinterupsi oleh Sunan Kudus karena merupakan ipar dari Sunan Muria yang menentang Sunan Muria mendirikan masjid di puncak gunung dan di tengah hutan. Sunan Muria kemudian menjawab bahwa memang sekarang daerah ini puncak gunung dan tengah hutan tetapi dikemudian hari nanti akan dikunjungi orang-orang dari seluruh penjuru. Hal ini terbukti sekarang meskipun dulu orang datang ke Sunan Muria susah, dan hanya beberapa yang datang setiap selapanan. Setelah mendapat kritikan akhirnya sunan Muria tetap membangun masjid dan kemudian mendapat pujian dari para wali yang lain karena masjid yang didirikan bagus tetapi kemudian beliau merasa tidak enak dengan pujian itu karena mendirikan masjid dengan niat lillahi ta’ala untuk menyebarkan agama islam berjuang untuk menanamkan tauhid kepada masyarakat bukan untuk mendapat pujian dari manusia dan akhirnya masjid itu di bakar habis dan beliau kemudian mendirikan lagi masjid yang sederhana.

Bagaimanakah metode atau manhaj yang dikembangkan sunan Muria dalam mendakwahkan islam untuk masyarakat terpencil di puncak gunung  yang berbeda dengan metode Sunan Kalijaga yang lebih menjangkau ke dataran rendah?
Sunan Muria adalah wali Allah penyebar agama islam yang pasti diutus dan diatur oleh Allah meskipun bukan nabi untuk diamanahi menyebarkan agama islam di daerah pelosok. Kebetulan Sunan Muria tugasnya untuk mengislamkan atau mentauhidkan orang-orang kampung pelosok desa dengan kendaraan beliau yakni kuda putih yang sampai sekarang pelana kudanya masih ada, kemudian khodamnya atau penjaganya berwujud harimau yang disesuaikan dengan kondisi daerah puncak gunung.

Apakah metode dakwah Sunan Muria juga melakukan akulturasi dengan budaya lokal, seperti peninggalan beliau berupa air berkah dan kayu apakah ini tidak dikatakan mempertahankan budaya syirik?
Untuk peninggalan beliau yang paling utama adalah pengimaman atau mihrab dalam masjid yang lebih mencirikan pada budaya islam. Adapun orang menjustifikasi bahwa peninggalan sunan Muria adalah syirik itu silahkan karena pemahaman orang mungkin hanya sampai itu, tetapi Sunan Muria tidak mengajarkan syirik. Peninggalan kedua yakni gentong, menurut saya adalah petunjuk bahwa Sunan Muria bermukim di Gunung Muria karena waktu itu orang berumah tangga butuh gentong untuk menampung air bahkan sampai sekarang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Hanya saja sekarang langsung dari keran, atau sumur maka tidak membutuhkan gentong. Setiap orang memang punya gentong tetapi bedanya yang mengambil air dari gentong tersebut adalah keluarga dari pemilik gentong sendiri. Berhubung ini gentongnnya sunan Muria yang seorang wali qutub (wali pemimpin wali) maka orang-orang lain datang mengambil air dari gentongnya. Beberapa masyarakat ketika bertemu dengan wali atau habib di daerahnya seperti di Kudus Gus Ulin, di Semarang Habib Umar, di Pekalongan Habib Lutfi mereka datang dan ingin mencium tangan ketika bertemu karena begitu hormatnya dan takzimnya dengan orang yang dekat dengan Allah. Ketika ingin dekat dengan Allah karena Sunan Muria adalah seorang wali yang sedemikian keramatnya, mereka mencari apa yang ditinggalkan, mau salaman tidak bisa maka ketika tahu gentong adalah peninggalan Sunan Muria akhirnya cukup dengan air gentongnya saja, tetapi bukan berarti syirik air ini bisa menyembuhkan dan harus diluruskan untuk meminta hanya kepada Allah jangan kepada Sunan Muria. Ibarat kita ingin menelpon maka kita harus mencari tempat yang sinyalnya kuat agar bisa langsung nyambung maka ketika datang ke Makam Sunan Muria bukan meminta kepada Sunan Murianya tetapi ibarat kita datang untuk menelpon di tempat yang sinyalnya atau auranya kuat yang tetap masih terjaga sampai sekarang dengan banyaknya orang datang karena kuatnya aura Sunan Muria.  Selain gentong, ada juga masyarakat yang menginginkan bunga yang sudah kering, bahkan kelambu makam pun ingin dimiliki, disamping itu tanaman parijoto itu karena ingin aura atau barokahnya sunan muria, tetapi memang boleh percaya atau tidak.

Apakah sunan muria adalah tokoh yang anti pati terhadap kekuasaan atau penguasa pada saat itu?
Kalau dilihat dari silsilah beliau juga membantu penguasa atau pemerintah meskipun tidak secara langsung dengan mengajarkan tauhid, akhlak, dan budi pekerti berarti konstibusinya terhadap negara sangat besar. Kalau dilihat dari silsilah memang biasanya yang berkuasa di Indonesia seperti keturunan Ken Arok yang kebanyakan berasal dari Solo. Dilihat dari silsilah Sunan Muria memang ada dua jalur silsilah yakni jalur birokrasi seperti kepala desa dan jalur kerohanian seperti imam masjid guru madrasah.

Apakah ada silsilah yang jelas Sunan Muria ke bawah atau ada yang masih hidup dan terlacak?
Untuk silsilah ke bawah jelas ada catatannya tetapi untuk silsialh ke atas memang ada berbagai macam versi tetapi semua versi memang benar mengarah pada sunan Muria. Kalau memang catatannya betul banyak keturunan Sunan Muria, bahkan sampai tahun 90an mayoritas keturunan adalah orang Colo, karena beliau bermukim di Colo dan menurunkan keturunan. Sunan Muria tergolong ningrat dengan nama panggilan Raden Umar Said, dan kalau catatan itu betul saya masih melihat kakek saya di tulis dalam silsilah Sunan Muria. Sejak masjid di makam membutuhkan imam yang rutin maka yang menjadi imam masjid pertama untuk sholat Jumat di awal tahun 1900an, kemudian setelah kakek saya meninggal akhirnya dilanjutkan pak dhe saya meskipun itu diangkat oleh pengurus yayasan sendiri, sampai dilanjutkan kakak sepupu saya dan kebetulan sampai tahun 2018 imamnya adalah saya. Jika memang tulisan itu benar, saya masih keturunan sekitar ke 15 dari Sunan Muria. 

K.H. Mastur, Ketua Dewan Pembina Yayasan Masjid Makam Sunan Muria

*Tulisan dimuat dalam Majalah Ber-SUARA LAPMI Cabang Semarang Edisi XXVII Maret 2014M/1435 H
Info & Berlangganan : 085640281855

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Mf kyai, saya dr malang,kalau boleh sya minta catatan silsilah keturunan beliau?

Unknown mengatakan...

mun hoyong terang mah ameng k karawang


sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com