This is default featured slide 1 title

Majalah Bersuara LAPMI Cabang Semarang

This is default featured slide 2 title

Foto Majalah Bersuara LAPMI Cabang Semarang

This is default featured slide 3 title

Majalah Bersuara LAPMI Cabang Semarang

This is default featured slide 4 title

Majalah Bersuara LAPMI Cabang Semarang

This is default featured slide 5 title

Majalah Bersuara LAPMI Cabang Semarang

Minggu, 25 April 2010

MASALAH-MASALAH SOSIAL DALAM MASYARAKAT

Oleh: Lukni Maulana
(Direktur Rumah Pendidikan Sciena Madani)
Peperangan mungkin merupakan masalah sosial yang paling sulit dipecahkan sepanjang sejarah kehidupan manusia. Masalah peperangan berbeda dengan masalah sosial lainnya karena menyangkut beberapa masyarakat sekaligus, sehingga memerlukan kerja sama internasional yang hingga kini belum berkembang dengan baik. Perkembangan teknologi yang pesat semakin memodernisasikan cara-cara berperang dan menyebabkan pula kerusakan-kerusakan yang lebih hebat ketimbang masa-masa lampau.Peperangan merupakan bentuk pertenangan yang setiap kali diakhiri dengan suatu akomodasi. Keadaan dewasa ini yang sering disebut “perang dingin” merupakan suatu bentuk akomodasi. Akomodasi mungkin menghasilkan kerja sama seperti yang tertuang akan bentuk organisasi internasional, umpamanya Perserikatan Bangsa Bangsa. Di lain pihak akomodasi juga menyebabkan kerja sama antara satu golongan agar sanggup mempertahankan diri terhadap golongan lain yang dianggap lawan.
Peperangan juga menyababkan disorganisasi dalam berbagai aspek kemasyarakatan, baik bagi negara yang keluar sebagai pemenang, apalagi bagi negara yang takluk sebagai si kalah. Apalagi peperangan pada dewasa ini biasanya merupakan perang total, yaitu dimana tidak hanya angkatan bersenjata yang tersangkut, akan tetapi seluruh lapisan masyarakat.

a.Pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat
Yang merupakan bentuk-bentuk pelanggaran norma-norma dalam masyarakat yaitu :
Pelacuran
Pelacuran dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan perbuatan-perbuatan seksual dengan mendapat upah. Pelacuran mempunyai pengaruh yang besar terhadap moral.
Sebab-sebab terjadinya pelacuran haruslah dilihat pada faktor-faktor endogen dan eksogen. Di antara faktor-faktor endogen dapat disebutkan nafsu kelamin yang besar, sifat malas dan keinginan yang besar untuk hidup mewah. Di anatara faktor-faktor eksogen yang utama adalah faktor ekonomi, urbanisasi yang tidak teratur, keadaan perumahan yang tidak memenuhi syariat dan seterusnya.
Usaha untuk mencegah pelacuran adalah dengan jalan meneliti gejala-gejala yang terjadi jauh sebelum adanya gangguan-gangguan mental, misalnya gejala insekuritas pada anak-anak wanita, gejala membolos, mencuri kecil-kecilan dan sebagainya. Hal itu semuanya dapat dicegah dengan usaha pembinaan sekuritas dan kasih sayang yang stabil.

Alkoholisme
Masalah alkoholisme dan pemabuk pada kebanyakan masyarakat pada umumnya tidak berkisar pada apakah alkohol boleh atau dilarang dipergunakan. Persoalan pokoknya adalah siapa yang boleh menggunakannya, di mana, bilamana, dan dalam kondisi yang bagaimana. Umumnya orang awam berpendapat bahwa alkohol merupakan suatu stimulant, padahal sesungguhnya alkohol merupakan racun protoplasmic yang mempunyai efek depresan pada system syaraf. Akibatnya, seorang pemabuk semakin kurang kemampuannya untuk mengendalikan diri, baik secara fisik, psikologis maupun sosial.
Dalam kenyataanya, masyarakat mempunyai pengaruh tertentu terhadap penggunaan alkohol. Pada umumnya proses pengaruh tersebut adalah sebagai berikut :
a.Setiap masyarakat mempunyai mekanisme untuk mengendalikan, mengintegrasikan dan membangun warganya. Proses mana tidak selalu mempunyai pengaruh yang seluruhnya posistif. Apabila ada pengaruh negatif, maka akan terlihat ketegangan atau keresahan kepada diri masyarakat. Salah satu upaya mengatasinya adalah menggunakan alkohol kalau perlu sampai mabuk.
b.Setiap masyarakat membentuk lembaga-lembaga atau pola-pola tertentu yang dapat menyalurkan rasa tegang atau rasa khawatir. Lembaga atau pola-pola tersebut mempunyai tarif kemampuan tertentu di dalam menyalurkan rasa tegang atau rasa khawatir. Taraf kemampuan itu ikut mempengaruhi luas-sempitnya kemungkinan menggunakan alkohol untuk penyaluran keresahan diri.
c.Setiap masyarakat cenderung menempatkan pemabuk sebagai pihak yang menyimpang atau bahkan melanggar. Dengan lain perkataan, peminum adalah pihak yang secara potensial merupakan pelanggar. Akan tetapi hal itu juga tergantung pada taraf ketetapan norma-norma yang mengatur perilaku yang berkaitan.
Dalam kenyataannya ketentuan-ketentuan itu secara relatif kurang diterapkan, sehingga perkara mengenai orang-orang mabuk jarang yang diumumkan di media masa. Ada kemungkinan bahwa pada waktu peraturan ini dibuat, gejala orang-orang yang mabuk dan berada di tempat umum belum begitu membahayakan oleh karena itu pasal-pasal tersebut dimasukkan dalam bab mengenai kejahatan dan pelanggaran terhadap aturan sopan-santun yang dalam KUHP dibut kejahatan dan pelanggaran terhadap kesusilaan.

II.KESIMPULAN
Sosiologi menganggap bahwa peperangan sebagai suatu gejala yang disebabkan oleh berbagai faktor.
Dari aspek sosial yang penting adalah mencegah adanya pemabuk. Disamping itu yang juga penting adalah menanggulangi keadaan di mana sudah ada pemabuk. Aspek hukum di Indonesia tampaknya mengikuti aspek sosial. Hanya saying bahwa kalangan penegak hukum belum menaruh perhatian yang proporsional terhadap masalah ini, misalnya timdakan-tindakan yang dilakukan terhadap pengedar dan pengguna narkotika.

III.PENUTUP
Demikian makalah ini kami buat, kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun penyusunan makalah ini. Dan kami berharap semoga makalah yang kami susun ini dapat memberikan manfaat pada kita semua.


DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Taufiq, Pemudan dan Perubahan Sosial, Jakarta : LP3ES, 1978.
M. Arifin Noor, Drs. H., Ilmu Sosial Dasar, Bandung : CV. Pustaka Setia, 1999.
Soekanto Soejarno, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1982.

PERBANDINGAN HUKUM PERCERAIAN ANTARA INDONESIA DAN PAKISTAN



Oleh: MUhaz Ali Jidzar
(Sekretaris Umum HMI Cabang Semarang)


Pernikahan adalah rahmat dan nikmat dari Allah subhanahu wata’ala, yang dengan pernikahan itu manusia merasakan kasih sayang, kedamaian, kelembutan dan nikmatnya kehidupan. Namun di sisi lain tidak setiap orang yang membina rumah tangga akan mendapatkan apa yang tersebut di atas. Bahkan hampir dipastikan bahwa setiap rumah tangga akan menghadapi berbagai problem, keretakan dan gesekan yang dapat mengganggu keharmonisan rumah tangga. Masalah rumah tangga terkadang dapat diatasi dan diselesaikan dengan baik, namun terkadang sangat sulit diselesaikan sehingga semakin hari semakin besar dan berlarut-larut dan tak jarang yang akhirnya berujung dengan perceraian.
Maka merupakan nikmat dan rahmat dari Allah subhanahu wata’ala juga, bahwa manusia tidak dibebani oleh Allah dengan sesuatu yang dia tidak mampu memikulnya. Oleh karena itu ketika kehidupan rumah tangga yang tadinya merupakan nikmat telah berubah menjadi bencana, prahara dan bahkan seperti neraka maka talak bisa jadi merupakan rahmat yang dapat membebaskan suami istri dari prahara tersebut.ni jika suami istri memandang bahwa permasalahan sudah menemui jalan buntu dan kedua belah pihak atau salah satunya benar-benar sudah menghendaki perpisahan. DOWNLOAD FILE PENUH

Kamis, 08 April 2010

EVALUASI DIRI DI HARI YANG FITRI


Sungguh suatu keberuntungan ketika seorang hamba masih di izinkan untuk bertemu dengan Ramadlan, bulan mulia yang kedatangannya dinantikan oleh jutaan umat muslim, karena Ramadlan merupakan bukti cinta Allah kepada hambanya, bulan dimana Allah akan melipatgandakan pahala bagi orang yang beramal baik dan seperti yang kita tahu dalam Ramadlan terdapat lailatul Qadar yang diinginkan oleh orang-orang Islam.

Dan seorang muslim akan lebih beruntung lagi bila ia dapat menyelesaikan puasa selama sebulan dan dapat bertemu dengan Idul Fitri di awal bulan Syawal, di bulan inilah saatnya kita mengevaluasi diri apakah ramadlan yang telah kita jalani penuh makna atau puasa kita tidak ada artinya, hanya menahan lapar dan dahaga, tanpa mendapatkan Rachmat dan Ridlo Allah. Karena di waktu Ramadlan masih saja kita melakukan hal yang keji dan tidak pernah mendekatkan diri dengan Allah. Nabi Muhammad SAW bersabda: “banyak sekali orang yang berpuasa yang hanya puasanya sekedar menahan lapar dan dahaga”
Hendaknya manusia dapat belajar dari seekor ulat bulu yang menjijikkan, dengan niat dan kemauan untuk berpuasa, setelah 36 hari dalam kepompong, ulat bulu yang dulunya menjijikkan berubah menjadi kupu-kupu indah yang mengundang decak kagum manusia yang melihatnya. Begitu juga manusia jika dia benar-benar berniat berpuasa di bulan Ramadlan kemudian senantiasa membasahi bibirnya dengan dzikir serta memperbanyak amal baik. Maka allah akan menaikkan derajat hamba tersebut, dan di harapkan pasca Ramadlan seorang hamba dapat menata hatinya dan memiliki jiwa yang bersih sebagaimana dia baru saja dilahirkan dari rahim ibu.

Idul fitri merupakan penghargaan Allah kepada hambanya yang telah berjuang melawan nafsu di bulan ramadlan dan dalam moment ini sebaiknya kita memaknai sebagai kepulangan seseorang kepada fitrah asalnya ynag suci. Idul fitri adalah hari raya yang jatuh pada tanggal 1 syawal yang menandai puasa kita telah selesai, dan kita diperbolehkan untuk makan dan minum di siang hari.

Pada bulan syawal inilah saatnya kita berbenah dan menginstropeksi diri, inilah waktu yang tepat membuka hati untuk minta maaf dan memaafkan Allah sangat menyayangi hamba yang mau menjalin ukhwah antar saudaranya, selama masih hidup hendaknya kita selalu menjalin silaturahmi. Allah berfirman dalam surat ali-imran ayat 112 “mereka itu akan ditimpa kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka menyambung tali hubungan baik dengan Allah dan tali hubungan baik dengan sesama manusia”.

Silaturahmi dapat diartikan menyambungkan kasih sayang, dalam silaturahmi tidak terbatas dengan nasab, tapi hubungan dengan semua umat muslim, Allah berfiman “sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”.

Sebagai makhluk social tentu kita tidak dapat menghindari interaksi dengan orang lain, dan bagaimana kita hidup tenang bila di dalam hati kita masih tersimpan kebencian dan rasa permusuhan kepada sesama muslim. Maka dalam moment Idul fitri inilah saatnya kita untuk memperbaiki hubungan kita dengan saudara kita yang lain, dan dengan menjaga silaturahmi kita akan mendapatkan ketenangan hati dan memperkuat ukhuwah islamiyah.

Silaturahmi merupakan kunci terbukanya rachmat dan pertolongan Allah, dengan menjaga silaturahmi maka ukhuwah islamiyah akan terjalin dengan baik, Rosulullah bersabda; barangsiapa yang menjaga tali silaturahmi, Allah SWT akan melapangkan rezeki dan umurnya. Dan dengan silaturahmi pula kita dapat menyempurnakan rasa cinta dan interaksi social antar umat manusia

MENJAGA KEFITRAHAN DAN SILATURRAHMI


Oleh:
Sulaiman Al-Kumayi
Kandidat Doktor Islamic Studies IAIN Walisongo dan
Mantan Kader HMI Semarang

Sudah kita tinggalkan bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Imam 'Ali Zainal 'Abidin a.s., cucu Rasulullah Saw., selalu meninggalkan bulan Ramadhan dengan penuh kesedihan. Dengan air mata yang tidak henti-hentinya membasahi wajah yang mulia, beliau mengucapkan salam perpisahan pada bulan Ramadhan. Ia berpisah dengan bulan yang telah menyertainya dalam mengabdi kepada Allah. Bulan yang menaburkan harapan hamba dari ampunan Tuhan. Bulan yang di dalamnya orang-orang saleh membersihkan hati dengan air mata tobat dan penyesalan. Bulan yang di dalamnya ada satu malam yang lebih utama daripada seribu bulan. Seperti Imam 'Ali Zainal Abidin a.s., marilah kita ucapkan salam perpisahan kepada Ramadhan:
Wahai bulan Allah yang agung, assalamualaika, wahai waktu-waktu yang menyertai kami dengan penuh kemuliaan. Wahai bulan dengan jam-jam dan hari-hari kebaikan.
Assalamualaika, wahai bulan yang ketika harapan didekatkan dan amal dihamparkan.

Salam bagimu wahai Ramadhan, sahabat yang datang membawa kebahagiaan dan pergi meninggalkan kepedihan.
Salam bagimu wahai kawan, yang membuat hati menjadi lembut dan dosa berguguran.
Salam bagimu wahai bulan penolong yang membantu kami melawan setan dan memudahkan kami menapak jalan kebaikan.
Salam bagimu wahai Ramadhan. Betapa panjangnya Engkau bagi para pendurhaka. Betapa mulianya Engkau bagi hati orang-orang yang percaya.
Salam bagimu wahai Ramadhan, engkau datang kepada kami membawa keberkahan dan membersihkan kami dari kesalahan.
Salam bagimu wahai Ramadhan. Wahai yang dirindukan sebelum kedatangannya dan disedihkan sebelum kepergiannya.
Salam bagimu wahai Ramadhan. Karenamu betapa banyaknya kejelekan telah dipalingkan dari kami. Karenamu betapa banyaknya kebaikan telah dilimpahkan kepada kami.

Kita sudah meninggalkan bulan Ramadhan. Bulan penyucian ruhani. Mulai hari ini kita semua memikul beban berat untuk mempertahankan kesucian ini. Selama sebulan, Tuhan menyaksikan kita bangun di waktu dini hari dan mendengarkan suara istighfar kita. Alangkah malangnya bila setelah hari ini Tuhan melihat kita tidur lelap. Tak lagi bangun di tengah malam untuk salat malam (salat tahajud). Bahkan melewati waktu subuh seperti bangkai tak bergerak.
Selama sebulan bibir kita bergetar dengan doa, zikir, dan kalimat suci Al-Quran. Celakalah kita bila kita gunakan bibir yang sama untuk menggunjing, memfitnah, dan mencaci maki kaum Mukmin.
Selama sebulan kita melaparkan perut dari makanan dan minuman yang halal di siang hari. Relakah kita sekarang memenuhi perut kita dengan makanan dan minuman yang haram. Setelah hari ini, kita akan diuji apakah kita termasuk orang yang terus mensucikan diri, berzikir, dan shalat atau tetap mencintai dan mendahulukan dunia. Apakah kita termasuk orang yang disebut Al-Quran: “Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri,dDan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia shalat” (QS. Al-A`la, 87: 14-15). Atau “Tetapi kamu memilih kehidupan duniawi” (QS. Al-A`la, 87: 16).
Saat hari raya Idul Fitri tiba, itu pertanda kemenangan hakiki bagi orang-orang mukmin yang melaksanakan ibadah puasa dan amal-amal lainnya selama bulan Ramadhan dan predikat muttaqîn (orang-orang yang bertakwa)—insya Allah—kita peroleh saat ini. Ini adalah gelar atau predikat tertinggi yang diberikan langsung oleh Allah SWT. Melalui predikat ini akan tumbuh kesadaran dalam diri manusia tentang kehadiran Allah dalam hidupnya. Sehingga, kapan pun dan di mana pun berada kita selalu merasa diawasi oleh Allah; Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya . Dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. Dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan (QS. Al-Hadid [57]: 4); Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya, dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu (QS. Al-Mujadilah [58]: 7).
Kesadaran ‘kehadiran Allah dalam diri’ ini sudah kita bangun selama Ramadhan yang lalu. Kita sendiri yang merasa takut akan Allah baik secara rahasia maupun terang-terangan. Kita menjaga betul agar puasa kita tidak batal, sehingga saking hati-hatinya ada di antara kita sanggup tidak sikat gigi meskipun mulut sangat bau. Padahal kalau kita mau curang, tidak ada yang memata-matai kita. Namun, iman yang ada dalam dada kita mendorong kita untuk berlaku jujur dan tidak mau berbuat curang.
Rasa takut akan Allah inilah seharusnya yang menjadi pegangan dalam hidup kita. Pegangan yang dapat memotivasi kita untuk selalu berbuat yang terbaik dalam hidup ini. Berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk diri kita dan orang lain. Kita sangat takut untuk berbuat sesuatu yang dilarang oleh Allah. Karena kita sadar sekecil apa pun kebaikan atau keburukan yang dilakukan pasti akan menerima ganjarannya. Firman Tuhan kita: "Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun [sekecil partikel], niscaya ia akan melihat [balasan]nya; dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya ia akan melihat [balasan]nya pula." (QS. Al-Zalzalah [99]: 7-8); betul-betul selalu kita ingat bersamaan dengan keluar masuk nafas kita. Kalau kita sudah selalu menempatkan Allah dalam setiap aktivitas kita, maka kita tidak lagi merasa sendirian. Dan hidup dijalani dengan penuh suka cita dan kebahagiaan. Apa pun bentuk ujian yang kita alami di tengah-tengah perjalanan hidup kita, kita dengan tegas dan mantap mengatakan bahwa ini adalah ‘pertanda Allah mencintaiku, bukan membenciku.’
Menyambung Silaturrahmi
Siapa pun kita, setelah dosa-dosa kita kepada Allah diampuni, maka kewajiban selanjutnya adalah menyambung tali silaturrahmi dengan cara membuka pintu maaf dan meminta maaf kepada orang-orang yang memutuskan hubungan tali silaturrahmi. Allah berfirman: Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu (QS. An-Nisa [4]: 1).
Begitu pentingnya silaturrahmi, sehingga orang yang memutuskannya dikecam dalam agama. Ada tiga orang yang tidak akan masuk surga: orang yang terus-menerus minum minumam keras, orang mukmin yang melakukan sihir, dan yang memutuskan silaturrahmi (Al-Bihar, 74: 90).
Sesungguhnya rahmat Allah tidak turun kepada satu kaum yang di dalamnya ada orang yang memutuskan silaturrahmi. Tidak ada dosa yang Allah segerakan siksanya kepada pelakunya di dunia ini selain memutuskan tali kekeluargaan.
Pada suatu hari, Ali bin Abi Thalib berdoa: “Aku berlindung kepada Allah dari dosa yang mempercepat kebinasaan.” Abdullah bin Al-Kawwa bertanya: “Ya Amir Al-Mukminin, apakah ada dosa yang mempercepat kebinasaan?” Ia berkata: “Memutuskan silaturrahmi.”
Seorang laki-laki datang menemui Nabi SAW. Ia berkata: “Ya Rasulullah, aku punya keluarga yang berasal dariku. Mereka menyakiti hatiku dan aku bermaksud mengusir mereka.” Rasulullah SAW berkata kepadanya: “Kalau begitu, Allah akan mengusir kamu semua.” Ia berkata: “Apa yang harus saya lakukan?” Rasulullah SAW bersabda: “Kamu memberikan hartamu kepada orang yang tidak pernah memberi kamu. Kamu sambungkan persaudaraan dengan orang yang memusuhi kamu, dan kamu memaafkan orang-orang yang menyakiti kamu. Jika kamu melakukan itu semua, Allah SWT akan selalu menjadi pembela kamu.” (Al-Bihar, 74: 100).
Sambungkanlah persaudaraan dengan orang yang sudah putus dengan kita. Berbuat baiklah kepada orang yang berbuat buruk kepada kita. Katakanlah kebenaran walaupun bertentangan dengan kepentingan diri kita. Semoga Allah selalu menyertai kita. []

CATUR PERADABAN


Enak rasanya menikmati secangkir kopi ditengah malam untuk menemani bermain catur. Walau lelah dan rasa capek telah menusuk tulang dan otot terasa tegang sehabis melakukan aktivitas di siang hari. Seharusnya istirahat sih..!, akan tetapi kehendak pikiran tidak dapat di kendalikan oleh nafsu. Antara pikiran dan nafsu bekerja sesuai dengan arah dan waktu yang berbeda serta saling mempengaruhi, namun sangat indah karena perpaduan itu dapat membangun lingkaran jiwa yang tenang.
Di sini tidak akan membahas, apa itu nafsu, jiwa, pikiran dan bagaimana memadukan hal tersebut. Kita lanjutkan perjalanan ceritanya, seperti ingin mendongengkan anak yang ingin tidur aja heh hee. Tapi ngaklah, hanya berusaha memastikan bahwa engkau mengikuti alur ceritanya.

Secangkit kopi untuk menemani bermain carut. Kita tahu permaian catur dengan 16 (enam belas) butir serdadu, di situ ada; pion yang berjumlah delapan, 2 menteri, 2 beteng, 2 kuda, 1 sterr dan 1 raja. Sangat indah rupanya permainan tersebut, dengan perbedaan karakter yang tajam. Dari berbagai butir serdadu tersebut memiliki karakter sendiri. Menteri yang berjalan menyilang, kudang yang berjalan leter el, beteng yang berjalan vertikal dan horisontal, pion dan raja yang hanya bisa berjalan perpetak serta sterr yang bisa berjalan semuanya namun tidak bisa berjalan seperti karakternya kuda.
Itu semua mengisyarakatkan perbedaan dalam satu team lembaga atau organisasi. Mereka memiliki karakter dan tugas yang berbeda. Membentuk satu kesatuan untuk dapat mencapai tujuan bersama yaitu kemenangan dalam menghadapi rintangan dan tantangan pihak lain yang berusaha menjajah.
Mari kita lanjutkan ceritanya, diatas sudah dijelaskan sedikit tentang satu dimensi yakni kebersamaan team. Secangkir kopi telah membasahi bibir kemerah-merahan itu. Otaknya terus berjalan guna memenangkan pertandingan catur. Kita simak bersama pertandingan tersebut. Ya..pastilah dengan saling memahami bukannya menganggu pikiran mereka.
Ternyata kelelahan itu membuat menjadi diri kita semangat, karena telah menjalankan kinerja otak yang semestinya akan selalu bekerja terus. Jika otak ini hanya di diamkan maka akan terasa kaku dan dapat menyebabkan matinya daya akal kita. Selamat bagi mereka yang menjalankan otaknya sesuai fungsinya, bukannya berfikiran ngeres he he he.
Sunguh beruntung kita dianugerahi akal pikiran yang membedakan kita dengan mahluk tuhan lainnya. Maka sepatutunya kita bersyukur dan berterima kasih karena dengan akal pikiran itu kita menjadi mahluk yang beradab. Bersambung dulu ya....ah..lanjutkan aja..ok.
Permainan catur mengisaratkan kelompok atau himpunan yang terdiri dari berbagai golonganm, suku, agama dan ras. Membentuk suatu kerajaan atau negara yang memiliki raja, menteri dan rakyat. Raja atau pemimpin dilindungi rakyatanya, makanya dalam permainan catur raja terletak ditengah paling belakang. Hal ini menunjukan peran pemimpin sangat vital dan dijunjung tinggi oleh rakyatnya yang rela berkorban. Begitu juga pemimpinnya menjaga tahta singasanannya demi kemakmuran dan keadilan negeri.
Bukannya pemimpin yang memanfaatkan situasi untuk menindas rakyatknya. Atau bahkan memanfaatkan rakyat demi kepentingan pribadi dan politiknya. Di situlah sejatinya kepemimpinan yang dapat mengayomi semua pihak.
Catur adalah sebuah peradaban yang dibangun berdasarkan satu visi yaitu membangun masyarakat yang di rihoi Allah. Dengan misi untuk kedamaian negeri dan menjunjung harkat martabat manusia dan alam semesta.
Catur merupakan simbol permainan raja-raja, yang dimainkan oleh para bangsawan sejak kerajaan Babilonia di Andalusia Spanyol. Karena dengan bermain catur para bangsawan tidak hanya sekedar menikmati permainan dan seduhan teh manis. Akan tetapi sebagai media untuk mengasah dan teliti untuk mengatur startegi perang. Tidak heran jika masa lalu seorang pemimpin bukanlah dari mereka yang memiliki otak yang pandai, cerdas, baik hati dan keturunan raja.
Pemimpin adalah orang yang dapat mengatur startegi perang dan memiliki kekuatan fisik yang tangguh. Maka seorang pangeran atau anak turunan raja pasti diberikan bekal ilmu pengetahuan sastra, politik dan ekonomi dan yang paling utama adalah pelajaran berkuda, memanah, berenang dan berperang.
Aduhh...rasanya lagi males nih, tapi jangan terlalu males ah. Katanya intelektual kok males, dilanjutin ceritanya dong. Tapi sepertinya sampai di sini aja dulu ya. Sebelum itu, akan diberikan sedikit permainan catur.
Sesungguhnya dalam bermain catur akan mengasah kita untuk berfikir tenang dan kosentrasi. Melatih daya evaluasi jika akan diserang lawan. Memberikan kesegaran mata untuk memandang yang lebih jeli. Dan yang paling indah adalah kebersamaan antara kau dan aku untuk memainkan catur ini.
Terima kasih, dan akupun berjabatan tangan dengan dia. Walaupun aku bermain dengan dia dengan hasil seri.
Jangan mudah menyerah dan merasa kalah. Sejatinya pada diri kita tercermin kekuatan untuk menang. Hanya pikiran negatiflah yang mengendalikan kita untuk menyerah. Sebenarnya pada diri kita tersimpan energi untuk mematahkan lemahnya semangat dan memunculkan kembali semangat perjuangan.
Catur ialah simbol kehidupan, didalamnya ada kerukunan dan tali persaudaraan. Maka jagalah tali ukhuwah silatuhrahmi itu walau sekedar minum kopi dan menikmati permainan catur.

Lukni Mualana
17 – 19 Maret 2009
Wisma Idaman Kemiri, RT 05 RW 01, Sukorejo, Mojotengah, Wonosobo, 56351

Selasa, 06 April 2010

SEMINAR DAN PELANTIKAN PENGURUS HMI CABANG SEMARANG PERIODE 2010-2011 M

HADIRILAH SEMINAR DAN PELANTIKAN PENGURUS HMI CABANG SEMARANG PERIODE 2010-2011 M

Seminar dengan bahasan seputar, "Strategi Gerakan Kota
Dengan tema,“ Resolusi Tata Ruang Kota Semarang antara Kebijakan Pemerintah dan Nasib Kaum Mustadz’afin

Acara tersebut akan dilaksanakan pada:
Hari/ tanggal : Ahad, 11 April 2010
Waktu : 10.00 s/d selesai
Tempat : Aula IKIP PGRI Semarang

Diharapkan kepada seluruh kader, simpatisan dan seluruh masyarakat yang sangat menghargai perkembangan tata ruang kota untuk bisa menghadiri demi rasa persaudaraan untuk kemandirian bangsa.
Sekian dan terima kasih semoga menjadi jalinan ikatan silatuhrahmi.

Resolusi Tata Ruang Kota Semarang antara Kebijakan Pemerintah dan Nasib Kaum Mustadz’afin

Perkembangna konsep dualistik ang terjadi khususnya di negar-negara berkembang
mengalami dinamika ang seringkali menimbulkan permasalahan-permasalahan
dalam negara-negara tersebut, terlebih di perkotaan
(Lincolyn, 1992:208)

Pemanfaatan ruang kota sebagai arah dan pedoman dalam pengembangan dan pembangunan kota mengalami perubahan paradigma, yaitu dari skala keseragaman menuju keberagaman, dari lahan sebagai sekedar wadah aktifitas menjadi bagian dari investasi dan pemberdayaan kandungan lokal. Perubahan paradigma ini memberikan konsekuensi logis bagi kota untuk mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dikandungnya. Lebih dari itu, diperlukan pengembangan antar kawasan yang bertumpu pada keselarasan antar sinergisitas dengan wilayah sekitar. Dengan demikian diharapkan kebijakan tata ruang akan terhindar dari segala benturan kepentingan ego regional masing-masingwilayah pengembangan. Kegiatan pembangunan infrastruktur perkotaan memiliki peran yang sangat signifikan terhadap keberhasilan pemanfaatan ruang. Berpijak pada Perda Nomor 1 Tahun 1999, tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang, konsep dasar pembangunan sarana dan prasarana dasar perkotaan berorientasi pada pemenuhan pelayanan infrastruktur perkotaan yang mampu mendukung terwujudnya pola perkembangan kota metropolitan yang aman, tertib, lancar, asri dan sehat. Implementasi konsep tersebut di atas memiliki banyak tantangan, hal ini disebabkan karena kondisi infrastruktur perkotaan yang terbangun telah mengalami penurunan kualitas dan fungsi yang cukup tajam, sehingga membutuhkan biaya pemeliharaan yang cukup besar.
Untuk menjawab tantangan yang demikian maka diperlukan prioritas program yang proporsional sehingga dapat menciptakan infrastruktur yang berdaya dukung pada segala aktifitas perkotaan secara efektif dan efisien.Disisi lain, sumber daya alam merupakan potensi yang dapat memacu percepatan pembangunan, sebab merupakan sumber daya yang sudah tersedia secara alami. Namun demikian, kuantitas sumber daya alam yang tersedia sangat berbeda satu dengan lainnya, di satu sisi ada yang berlimpah sedang yang lainnya relatif terbatas. Pada sumber daya alam yang relatif terbatas, perlu kajian yang lebih mendalam untuk pemanfaatannya, agar dalam pengembangan potensinya masih tetap dalam ambang batas terciptanya daya dukung lingkungan yang handal. Potensi sumber daya alam yang sangat berlimpah ternyata belum dimanfaatkan secara optimal, contoh sumber daya air, yang karena lemahnya pengelolaan sumber daya tersebut, belum memberikan nilai tambah pada masyarakat seperti untuk kebutuhan air bersih, tetapi justru menjadi masalah yang sangat merepotkan, yaitu dengan adanya bencana banjir dan rob. Terlepas dari keterbatasan dana dan kemampuan pengelolaan, sudah sepantasnya masalah sumber daya air yang berlimpah tersebut diubah sebagai potensi yang menjanjikan bagi perkembangan kota. Oleh karena itu, konsep pemanfaatan sumber daya air sebagai primadona pembangunan kota, mulai patut untuk dikedepankan pada era pembangunan kali ini. Sebagai gambaran permasalahan utama bidang tata ruang, infrastruktur dan sumber daya alam dalam kajian ini adalah sebagai berikut : Kurang konsistennya pengendalian pemanfaatan ruang; Kurang lengkapnya perencanaan tata ruang kawasan (RTRK); Belum optimalnya penanganan perkampungan kumuh, bangunan dan hunian liar; Adanya kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan rumah layak huni; Belum meratanya penyebaran fasilitas perumahan& lingkungan permukiman (fasum & fasos); Belum optimalnya penanganan banjir dan rob; Kurang optimalnya penanganan kebersihan kota; Belum optimalnya pelayanan infrastruktur dasar kelompok miskin;· Belum optimalnya pelayanan infrastruktur serta sistem transportasi internal dan eksternal perkotaan;· Belum memadainya prasarana transportasi udara, laut & darat yang mendukung fungsi kota metropolitan;· Belum optimalnya pengelolaan dan estetika ruang publik; Kurangnya area hijau kota; Kurang optimalnya pengendalian Air Bawah Tanah; Belum optimalnya pengelolaan irigasi dan Daerah Aliran Sungai (DAS); Lemahnya pengendalian penambangan bahan Galian Golongan dan belum optimalnya pengendalian pencemaran lingkungan.


Arah Kebijakan Kebijakan penataan ruang kota merupakan basis dari segala kebijakan pengembangan fisik kota, sebab hampir semua aspek pemanfaatan ruang kota harus berpijak pada tata ruang kota yang telah ditetapkan. Mengingat strategisnya aspek kebijakan ini bagi perkembangan fisik kota, maka diharapkan kebijakan ini seyogyanya mampu mengakomodasi semua potensi kota baik secara internal maupun eksternal, sehingga arah pembangunan kota tidak meninggalkan elemen potensi dalam setiap tahap pembangunan. Berlandaskan kajian tata ruang kota tahun 1995 & ndash; 2005 makapemanfaatan ruang kota dalam kebijakan tata ruang ini diarahkan: Keselarasan pemanfaatan ruang yang mampu mengembangkan fungsi setiap kawasan; Terciptanya hubungan sinergis antara wilayah kota Semarang dengan wilayah/ daerah sekitar; Pengembangan sumber daya lokal dan berdaya dukung lingkungan yang berkesinambungan.

Problematika utama yang dialami kota Semarang diantaranya adalah cara penanggulangan banjir/rob yang belum menemukan cara yang ideal. Hal ini tidak hanya terjadi di daerah-daerah pinggiran saja melainkan di pusat kota dan di pasar yang notabenenya sebagai pusat terjadinya interaksi sosial dalam bentuk jual beli dalam masarakat. Ini tentu tidak hanya berkaitan dengan drainase saja tetapi juga karena bangunan-bangunan pencakar langit yang semakin banyak ditambah penghijauan mengalami stagnasi apalagi budaya masyarakat ang membuang sampah sembarangan. Ini disinyalir yang menjadi sebab dari tidak terselesaikannya problem banjir hingga memunbulkan isu untuk pemindahan ibu kota jawa tengah ke Yogyakarta karena kondisi semarang yang dirasa sudah tidak representatif untuk jadi ibukota jawa tengah.

Hal yang tidak kalah penting adalah berkaitan dengan pembangungan dan perbaikan pemukiman, prasarana kota, yang tujuan utamannya adalah meningkatkan harkat dan martabat masyarakat sebagai warga kota pantai metropolitan. Prioritas dalam hal ini adalah pemenuhn kebutuhan papanmasyarakat kurang mampu, baik berupa lahan maupun berupa rumah layak huni dan terjangkau. Fasilitas pun menjadi entitas yang tak kalah penting bagi masyarakat luas diantaranya; pengadaan infrastruktur air bersih oleh PDAM, pengadaan MCK umum yang bersih dan sehat, dan masalah yang berkaitan dengan PKL. Keberadaan PKL dapat mendukung kegiatan formal di lokasi tersebut, tetapi kenyataan yang ada justru cenderung termarginalkan baik dari segi lokasi danruang, maupun regulasi/hukum pengaturannya. Fenomena sektor informal pedagang kaki lima ini pada dasarnya merupakan bentukpengkondisian dari pembangunan yang tidak memadai kapasitasnya, baik dari strategi dankebijakan yang diterapkan maupun perlakuan pemerintah sendiri yang tidak sungguh-sungguh memperhatikan sektor ini (Rachbini, 1994: 81). Sampai dengan saat ini, penanganan masalah sektor informal pedagang kaki lima di perkotaan masih belum berubah dari pola lama, yaitu penggusuran demi kebersihan, keamanan, dan kenyamanan kota. Beberapa regulasi mengenaipedagang kali lima dapat dikatakan belum aspiratif karena masih berupa penggusuran penggusuran. Seperti ang sering terjadi, para PKL di sekitar lokasi dagang mereka digusur karena alasan kebersihan dan penertiban dalam rangka menyongsong lomba Adipura misalkan. Parahnya lagi, ternyata dari pihak Pemkot tidak mempunyai rencana lokasi baruuntuk relokasi PKL tersebut. Hal inilah, yang kemudian menimbulkan protes dari pedagang kaki lima tersebut karena merasa diperlakukan tidak adil (Kedaulatan Rakyat, 17 Februari 2006).

Upaya untuk menata visi kebijakan yang pro poor diantaranya dengan penataan bangunan, guna menjembatani kesenjangan antara rencana tata ruang dengan implementasi pemanfaatan ruang. Hal ini disebabkan oleh karena perencanaan tata ruang kota belum mampu sebagai arahan detail dalampemanfaatan ruang. Untuk itu, setiap kawasan strategis kota sudah selayaknya dilengkapi Rencana Tata Bangunan danLingkungan. Perwujudan program ini melalui kegiatan penyusunan Rencana Tata Ruang Kota, Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTRK, RTBL), pengendalian dan evaluasi bangunan. Kemudian upaya ang lain adalah dengan konservasi Lahan Pemenuhan kawasan hijau sebagai media penyelaras akan kecenderungan degradasi ketersediaan udara bersih dan sehat. Dengantersedianya ruang terbuka hijau yang cukup diharapkan mampu menurunkan tingkat polusi udara kota, sekaligus sebagai media resapan air hujan yang pada akhirnya berfungsi sebagai media pencegah bahaya banjir. Implementasi ini dilakukan melalui penyusunan rencana kawasan konservasi dan pengendalian atas implementasi peruntukan lahan serta konservasi lahan kritis.
Tentunya dari realitas yang sudah terlihat, kemudian menjadi jelas langkah mana yang harus dijadikan strategi yang di prioritaskan. Kesejahteraan rakyat lah yang menmpati posisi pertama dalam orientasi penetapan kebijakan, bukan kepada orientasi status quo yang tendensius dengan mengambil hak rakyat secara formal kelembagaan.

Oleh karena itulah melalui agenda pelantikan yang merupakan awal terbentuknya kepengurusan baru ditataran struktural HMI Cabang Semarang, yang nantinya akan kami selenggarakan tersebut nantinya dengan harapan sebagai pengaharapan yang berbenah baik untuk organisasi sendiri maupun untuk konsep semarang kedepan pada umumnya.
TOR SEMINAR DAN PELANTIKAN HMI CABANG SEMARANG

LK KOMISARIAT FIP IKIP PGRI SEMARANG

SEMARANG-BANYUMANIK-Selamat atas dilantiknya kader baru LK I Komisariat FIP IKIP PGRI Semarang. Semoga kader yang dilantik menjadi kader ulul albab untuk menjadi jati dirinya. Baik menjadi mujtahid, mujahid, mujadid, muababid. Tapi konskwensinya adalah setiap kader harus mampu menjadi pejuangn dan tanggung jawab yang semestinya tertanam pada benak yang berfikir. Saatnyalah berjuang bersama di lingkarang himpunan yang di sebut HMI.

Maka tidak ada keraguan untuk tidak melakukan gerakan perubahan pada ranah sosial kemasyarakatan dan pembangunan nasional demi terwujudnya masyarakat yang di ridhoi Allah.

Kita adalah kader yang semestinya tahu peran dan fungsi.
Selamat datang kader baru Kom. FIP IKIP PGRI Semarang. (Lukni)
sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com